Quantcast
Channel:
Viewing all 393 articles
Browse latest View live

Menyusuri Jakarta dengan busway

$
0
0

Tingkat kemacetan Jakarta yang makin menjadi-jadi membuatku memikirkan alternatif lain. Apalagi melalui jalan Fatmawati betul-betul menguras emosi saat ini, karena selalu macet, baik pagi, siang maupun petang. Awalnya masih bisa jalan kaki dari rumah  ke arah jalan Fatmawati untuk mencegat taksi, namun sudah beberapa minggu ini susah cari taksi kosong. Apaboleh buat, pilihan nya adalah naik KWK 11 ke arah stasiun Pasar Minggu untuk naik Commuter Lines atau naik Metro Mini ke Blok M, kemudian naik busway.

Halte terminal Blok M

Naik KWK 11 ke arah stasiun Pasar Minggu perlu waktu satu jam, selain memang rutenya panjang juga jalanan padat. Sedangkan ke arah Blok M lebih dekat, namun nama nya naik Metro Mini, nggak ada cerita kalau nggak pakai ngetem. Jadi tergantung tujuannya, jika memang tujuan ke daerah Jakarta Pusat yang dilalui busway, saya naik Metro Mini menuju blok M baru ganti busway. Itupun sering ganti Metro Mini gara-gara ngetem, atau sopirnya ugal-ugalan, atau memasukkan pengamen…..udah ngetem, ada pengamen naik. Wahh betul-betul deh.

Kalau menuju ke arah lain, misalnya ke daerah Mayestik, saya naik Metro Mini, turun di depan Lotte Mart, di situ sering ada taksi Express mangkal, jadi naik Metro Mini diteruskan naik taksi. Lama-kelamaan saya bisa menikmati naik busway, asal waktunya bukan pas jam sibuk.

Pengumuman di halte Juanda

Dari kantor Yayasan, halte busway tinggal menyeberang jalan. Saya naik busway dari halte Juanda menuju halte Harmoni, kemudian ganti ke arah blok M, turun di halte Al Ashar, disambung dengan taksi. Ternyata jurusan busway dari Harmoni, lumayan banyak. Teman saya bilang, kenapa nggak naik busway yang jurusan Lebak Bulus? Nanti turun di halte Pondok Indah Mal, baru disambung taksi. Memang busway yang ke arah Lebak Bulus ini tak sebanyak yang ke arah Blok M sehingga selalu padat karena menunggunya cukup lama.

Kemarin pas sedang di halte Harmoni ada busway yang ke arah Lebak Bulus….saya naik, dan ternyata rute nya melewati ITC Roxy Mas, RS Sumber Waras (baru tahu di sini lokasinya), Grogol, Kebayoran Lama, jalan Panjang dan sampai ke Halte Pondok Indah Mal. Dari Harmoni sampai halte Pondok Indah Mal (PIM) perlu waktu 45 menit .. . turun di halte Pondok Indah,  keluar halte langsung di Street Galerie yang menghubungkan PIM 1 dan PIM 2 ….  Dari PIM ke rumah, argo taksi lebih murah, tapi godaan untuk mampir belanja besar. Kemana lagi kalau nggak mampir Gramedia …. lirik sana sini, akhirnya beli buku juga.

Tangga menuju halte busway S.Parman Podomoro City.

Saat saya ada urusan ke Kantor Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jaya yang terletak di jl. S Parman 7, berangkatnya naik taksi karena belum tahu persis lokasinya. Selesai urusan nya, jalan padat sekali, taksi tak kelihatan, saya tanya sama petugas, apakah halte busway masih jauh. Petugas menunjukkan letak halte busway kira-kira 100 meter dari depan kantor Dukcapil.

Trotoar yang bersih dan rindang di jl. S Parman.

Pelan-pelan saya berjalan menyusuri trotoar, melewati gedung PPEI, terus berjalan menyusuri trotoar yang bersih dan rindang. Setelah lama berlalu, saya baru kepikiran kok bisa ya trotoarnya aman dari sepeda motor? Rupanya di tiap ujung trotoar dipasang hambatan yang membuat sepeda motor tak bisa lewat. Saya benar-benar menikmati jalan kaki melewati trotoar yang sejuk ini, tak terasa mencapai jembatan untuk masuk ke halte busway yang terletak di seberang Mal Anggrek.

Saya menaiki jembatan, kemudian masuk ke halte, jalanan benar-benar macet. Sayangnya jalan untuk lajur busway diokupasi oleh kendaraan lain, dan konyolnya setiap ada kendaraan  yang lewat di depan pintu halte, pintunya terbuka sehingga asap mobil tercium. Ternyata ada busway tujuan Serpong, tujuan Bekasi Timur, Rawamangun, Tugas (letaknya dimana ya?), Pinang ranti dll.

Saya lama sekali menunggu busway yang ke arah blok M, akhirnya saya naik busway yang menuju Dukuh Atas, turun di halte Karet, kemudian berganti menuju blok M. Si bungsu wanti-wanti agar ibu tak terlalu memaksa naik busway karena kegiatan saya cukup banyak serta dia tak berada dekat ibu, namun saya katakan jika bukan jam sibuk, naik busway nyaman, dingin karena AC, bisa duduk manis sambil ber WA ria. Yang jelas, jika lagi hujan saya juga mesti berhati-hati karena licin.

Dan sejak pengalaman naik busway yang menyenangkan ini, sekarang saya jadi pelanggan busway yang setia. Baru untuk rute yang tak ada jalur busway, bisa disambung kendaraan umum lain, bisa taksi, bajaj, angkot maupun metro mini. Asal harus diingat, jangan naik busway saat jam padat, karena usia saya sudah tak mungkin untuk lari-lari mengejar bis. Sayang jalur kereta api jauh dari rumah saya, kecuali untuk MRT jika sudah jadi nanti. Semoga masih ada usia untuk bisa mencoba naik MRT.



Jika Nin dan Akung A678++ piknik ke Korea

$
0
0

Bandara Inncheon, walau capek semalaman di pesawat, tetap semangat.

Kami satu rombongan 22 orang, lumayan banyak. Dan sebagian besar dari kami telah saling mengenal sejak zaman kuliah, kalaupun bukan alumni IPB, tapi telah sering ikut kegiatan bersama, sehingga semua seperti bersaudara. Tapi tetap saja banyak kelucuan yang terjadi, maklum usia makin bertambah. Yang pasti, setiap kali berhenti di rest area, yang dicari adalah toilet.

Dan karena toilet di Korea menganut sistem kering, kami semua sedia tisu basah, dan yang kurang puas membawa botol aqua kosong, yang nanti akan diisi di wastafel, sebelum antri di toilet. Rupanya ini juga menjadi perhatian Sunny, guide kami yang bisa berbahasa Indonesia. Dia cerita, setelah pulang dari Indonesia, dia juga belum merasa bersih jika hanya menggunakan tisu kering, jadi dia selalu sedia tisu basah.

Mount Seoraksan

Karena sebagian peserta adalah perempuan, kalau nggak hati-hati akan mudah tersesat, terus terang kaum ku lebih mudah tergoda untuk mampir/berhenti, hanya sekedar ambil foto …. dan nanti keliru membuntuti orang lain.

Ada dua orang yang tertinggal tidak ikut pakai Hanbok (pakaian tradisional Korea).

Apalagi saat kami jalan-jalan ke Korea, bersamaan dengan waktu liburan, sehingga warga lokal juga sedang piknik ke daerah wisata.

 

 

 

 

Apa yang sering terjadi pada rombongan ini?

  • Kehilangan arah… dan ini termasuk saya, kalau nggak hati-hati bisa nyasar. Jadi dari rombongan besar, mesti buat rombongan kecil lagi yang minatnya sama, selalu bersamaan dengan teman lain, minimal berdua.
  • Nyaris tertinggal di pesawat. Gara-gara ingin mencharge Hp, salah satu teman saat di ruang tunggu duduk menyendiri mendekati hp yang sedang di charge. Rupanya dia tertidur saat panggilan boarding, dan kebetulan panggilannya tanpa pengumunan yang keras, karena saat itu bandara Soekarno Hatta terminal 3 baru digunakan 3 (tiga) hari untuk penerbangan luar negeri dan masih hanya untuk Garuda. Syukurlah ada yang ingat dan membangunkan si mbak yang tertidur ini.
  • Saat mau naik feri ke Nami Island, dihitung masih kurang 2 (dua) orang, dicari kemana-mana nggak ketemu. Syukurlah salah satu teman kembali ke restoran tempat kami makan siang, rupanya dua nin ini juga kebingungan, saat ditinggal ke toilet, teman-teman nya sudah hilang. Jadi, setiap kali harus dihitung jumlahnya, sebelum menuju ke kegiatan berikutnya.
  • Kehilangan uang, dompet, paspor yang bisa bikin panik, ternyata hanya karena keliru menaruh barang di tempat lain. Dan ini sering terjadi.
  • Hobi foto. Nin dan akung ini tak kalah dengan anak muda soal foto agar kekinian, dan ini membuat guide senewen karena jadualnya jadi molor. Akhirnya ada yang bilang, bahwa kami ini dulunya teman kuliah, setelah pensiun baru bisa jalan bareng lagi. Saat masih aktif bekerja sulit bertemu. Jadi yang lebih penting adalah kebersamaan. Akibatnya acara banyak yang di skip ….. dan tak ada yang protes …… yang penting gembira bersama.
  • Tak lupa bawa cemilan. Bahkan saat masih di bandara Soekarno Hatta, sudah dimulai pembagian akik dan kering tempe. Ke Korea lho…memangnya di sana susah makan? Dan akhirnya kering tempe tetap berguna, dibawa balik lagi ke Indonesia untuk lauk.
  • Jika di bis paling enak duduk di tengah, selalu kebagian pembagian cemilan, baik yang berasal dari depan maupun belakang. Jika kebagian duduk di belakang, cemilan sudah habis saat di tengah. 
  • Tanaman yang hanya tumbuh di dataran tinggi di negara 4 (empat) musim, entah apa namanya. Teman-teman lama berdebat di sini.

    Heboh jika melihat tanaman yang tak ada di Indonesia. Saat di Mount Seoraksan, guide sampai berkali-kali mengingatkan saat melihat nin dan kung mengerumuni tanaman yang hanya tumbuh di dataran tinggi dan empat musim. Perdebatan selalu berlangsung dengan membawa ilmu masing-masing. Maklum semua latar belakang pertanian, kecuali saya yang membelot tidak bekerja di bidang pertanian setelah lulus.

Syukurlah guide yang menemani rombongan cukup sabar, serta bisa berbahasa Indonesia, dan kami selalu makan di tempat yang menyajikan makanan halal. Saat mengunjungi Myeongdong Street, diingatkan agar berhati-hati dalam membeli dan memilih makanan karena tak semuanya halal. Terimakasih Sunny (guide) dan Andi (photographer) yang selalu menemani rombongan kami dengan sabar, membantu jadi porter, ikut melayani kami saat makan, setelah kami semua siap makan, baru mereka berdua mulai makan.


Jalan-jalan ke Museum Bahari yuuk

$
0
0

Menara Bahari atau dulu disebut Menara Syahbandar.

Sebelumnya nggak ada niat untuk mengunjungi museum Bahari, walau sudah lama ingin ke sana. Situasi Lebaran dan mengajak cucu, mesti lihat situasi dan kondisi “mood” cucu. Jadi, niat dari rumah hanya sekedar makan siang ke Cafe Batavia, karena mumpung masih liburan sehingga jalan ke arah Taman Fatahillah nggak macet. Setelah makan siang di Cafe Batavia, saya hanya bilang sama si sulung, bisa nggak kita melewati museum Bahari? 

Museum Bahari

Lokasi museum Bahari ini sebetulnya  nggak jauh dari museum Fatahillah, nggak sampai 1 km, jika ingin naik angkutan umum, naik KW 15 berhenti di dekat museum. Kalau menggunakan mobil pribadi jalannya agak memutar. Saat parkir mobil di tempat parkir dekat Menara Syahbandar, atau dikenal dengan Menara Bahari, penjaga memberi tahu bahwa sebaiknya ke museum satunya dulu, sekaligus beli tiket, karena koleksinya lebih banyak.

Pintu masuk museum Bahari

Kami berjalan kaki menuju ke museum Bahari, yang terletak di dekat Pasar Ikan (sekarang sudah dipindahkan)…..dan betul-betul senang sekali bisa kesini.

 

 

 

 

 

 

Rempah-rempah yang dulu di simpan di Gudang ini, yang membuat Belanda menjajah Indonesia.

Museum Bahari ini dulunya gudang rempah-rempah, sejak tahun 1977 dialihkan menjadi museum Bahari (saat Gubernur DKI nya Ali Sadikin).

Jendela yang kokoh dari kayu jati.

Gudang rempah-rempah yang sekarang menjadi museum Bahari ini terletak di kawasan teluk Sunda Kelapa, yang namanya berubah-ubah dan sekarang menjadi Jakarta.

Ya…karena rempah-rempah inilah Indonesia menjadi daerah yang diperebutkan, dan menjadi jajahan Belanda sampai 3,5 abad. Lada hitam termasuk rempah-rempah yang bernilai sangat tinggi, senilai dengan harga emas saat itu. 

 

 

 

 

Gedung galangan VOC

Menara Syahbandar yang didirikan Belanda masih berdiri sampai saat ini, sekarang terkenal dengan nama Menara Bahari .Di seberang jalan, berhadapan dengan Menara Bahari, terletak  gedung galangan kapal VOC.

 

Lorong berupa taman di antara bangunan Museum Bahari

Museum Bahari berdinding tebal, dengan kayu jati yang kokoh, serta tiang penyangga yang kuat, terdiri atas 3 lantai, dan tiga bangunan yang dipisahkan oleh taman yang cukup luas dan bersih.

Mencoba menjadi jurumudi

Saat ini museum Bahari menyimpan koleksi benda-benda bersejarah kelautan seluruh Nusantara, berbagai jenis perahu, yang asli maupun  replikanya. Juga ada beberapa video yang menggambarkan pertempuran di laut, serta gambar-gambar legenda yang berkaitan dengan laut, seperti Bima dan dewa Ruci, Poseidon dan lain-lain.

Perahu asli dari Papua

Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini digunakan untuk logistik tentara Jepang. di museum ini juga ada foto-foto dan sejarah perang dunia kedua, yang imbasnya juga sampai ke nusantara. Saya senang sekali melihat bangunan dan koleksi museum yang terawat baik, bersih dan tertata.

Menurut guide yang menyertai kami, Pemda DKI sejak dua tahun ini banyak memperhatikan revitalisasi Kota Tua serta museum yang ada di Jakarta. Sayang pengunjungnya tak terlalu banyak, tak seperti Taman Fatahillah yang penuh sesak. Kurang promosikah?

Mungkin setelah Kota Tua tertata dengan baik, dan renovasi gedung tua selesai, berharap masyakat Jakarta tak hanya mengunjungi Taman Fatahillah, namun juga museum-museum yang ada di sekitarnya. Dan mungkin yang perlu diperhatikan adalah informasi jalur kendaraan umum untuk mencapai lokasi ini. 

Bagi pengelola museum, yang perlu diperhatikan mungkin adalah membuka cafe yang menyediakan minuman, karena panas yang menyengat membuat haus, apalagi pengunjung yang datang, rata-rata membawa anak kecil. Dan saya senang karena melihat cucu yang berumur 6 (enam) tahun menikmati mengunjungi museum ini, serta banyak bertanya pada guide. Bahkan, saat saya dan bundanya sudah kelelahan, si kecil masih menyusuri lorong museum bersama babe nya sampai koleksi terakhir yang dipamerkan di museum ini.  Semoga pengelolaan museum makin baik lagi, dan makin banyak keluarga yang mengajak anak-anaknya mengunjungi museum.


Ke Kuntum Farmfield yuuk

$
0
0

Saya mendengar nama Kuntum ini sudah lama, namun tak pernah punya kesempatan untuk pergi ke sana. Kebetulan saat pada acara Tour A678 plus ke Korea Selatan, di bis saya duduk bersebelahan dengan mbak Ken, yang rupanya manager di Kuntum. Mbak Ken ini seniorku di IPB, beliau banyak cerita tentang Kuntum dan perkembangannya.

Mbak Ken yang menawarkan agar A678 plus mengadakan acara di Kuntum. Saya mau ngajak cucu agak ragu, karena ikut jadi seksi sibuk, di samping berangkat dari Jakarta harus pagi-pagi agar tak kena macet. Kami berjanji ketemu di lobi Citos, Ati yang membawa kendaraan rumahnya di Ciputat, saya di Cilandak dan Martha di Jakarta Timur. Jadilah Citos menjadi meeting point yang memudahkan untuk bersama-sama pergi ke Bogor.

Berbagai hasil bumbu yang ditanam di Kuntum.

Saya pesan bajaj langganan, karena kalau taksi dari rumah saya argonya nggak sampai Rp.10.000,- (sepuluh ribu rupiah). Di Citos sudah banyak orang, dengan pakaian yang berbagai macam, kelihatannya juga punya tujuan seperti saya, Citos sekedar persinggahan. Ada yang berdandan rapih dan anggun, kelihatannya mau ramai-ramai berangkat kondangan, ada yang pakaian santai dan sepatu olah raga,  membawa ransel, yang saya perkirakan mau naik gunung. Kami berangkat jam 8.00 wib dari Citos…dan mulai macet mendekati Cibubur. Syukurlah, setelah melewati pintu gerbang Tol Cibubur, jalan bisa cepat, sehingga sampai Kuntum jam 9 lewat. 

Pintu masuk Kuntum.

Kami segera menuju ke lokasi acara, mengambil caping dulu agar tidak panas…..dan berbelok dulu melihat kandang kambing, kandang sapi, kandang kelinci, serta kandang rusa.

Kambingnya wangi karena habis dimandikan dan di shampo.

Ada berbagai kolam ikan, lucunya ikan-ikan kecil itu mengikuti tangan kita untuk bergerak….. Sebetulnya acara yang disarankan termsuk menangkap ikan, rupanya tak ada yang tertarik untuk berbasah-basahan. Teman ada yang mengambil alang-alang untuk memberi makan sapi, dan sapinya tenang saja, mungkin sudah kenyang karena saya lihat banyak anak-anak sibuk memberi makan sapi.

Bisa memberi makan sapi.

Jika ingin naik kuda, lokasinya agak jauh di belakang, dan teman-teman sudah menunggu untuk segera memulai acara. Kali ini merupakan reuni yang paling banyak pesertanya, mungkin sudah kangen ketemu teman lama. Sayang sekali, seminggu sebelum acara, teman yang seksi sibuk jatuh sakit dan harus dioperasi di RS Mayapada. Ada teman lagi yang baru keluar dari rumah sakit, bahkan sehari sebelumnya ada teman yang terpeleset saat membetulkan letak pot. Jadi acara dimulai dengan berdoa, agar teman-teman yang sakit segera sehat kembali sehingga bisa berkumpul di pertemuan yang akan datang.

Free Wifi, jadi tetap bisa kekinian.

Sebetulnya di Kuntum tidak diperbolehkan membawa makanan dari luar. Berkat jasa baik mbak Ken, kami dibolehkan menambah makanan, namun harus membawa tempatnya sekaligus. Walau makan siang, teh manis dan air putih disediakan oleh Kuntum, banyak teman-teman yang isterinya pintar memasak. Dan tentu saja sudah banyak yang kangen rasa asinan Bogor.

Menu makan siang.

Jadilah ada rempeyek dari Meity (walau sakit tetap kirim rempeyek yang renyah…makasih ya), mie golosor, tumis daun mengkudu dan pete dari Yu Lies, sate lidah Padang khas bikinan nyonya Anas  Rachman yang menggoyang lidah, panada khas Betty, asinan Bogor dari Iswandi Anas, Puding yang lumer di mulut, getuk dan ketan hitam dari Alda (sayang saya nggak kebagian), dan lupa menyebutkan lagi satu per satu. Kenyang deh….dan es cendolnya Kuntum betul-betul segar.

Kami saling mengobrol, mengingat saat kuliah, walaupun saat ini banyak juga yang masih sering ketemu karena pekerjaannya memungkinkan untuk ketemu. Dan senangnya, teman-teman yang jarang muncul, seperti Greg Hambali, Moh Samsun, Suwarno dan Yuke, Yusnidar dan Yayat, Komarudin dan nyonya, Wahyu Komara ….bahkan Greg masih ingat lagu-lagu yang kami nyanyikan zaman mapram dulu. Sepertinya harus ditulis Greg, agar bisa dicatat dan bisa dinyanyikan di acara pertemuan kita.

Foto rame-rame sebelum pulang.

Tak terasa waktu cepat berlalu, jam 14.00 wib pertemuan ditutup, saya dapat oleh-oleh panada dari Betty dan catlleya dari Hardi….semoga tanaman nya tumbuh subur dan berbunga ya Hardi.

 


Mari melestarikan pakaian nusantara

$
0
0

Bermain kapas di halaman Kampus IPB (foto by Rara).

Melihat kondisi saat ini, beberapa teman mengungkapkan keprihatinan nya akan keberadaan pakaian nusantara, karena dikawatirkan pakaian nasional Indonesia yang menggambarkan berbagai suku bisa hilang karena jarang digunakan. Saya juga merasa demikian, rasanya lebih nyaman pakai celana panjang atau rok dengan blouse, daripada ribet menggunakan pakaian nasional. Tapi sebetulnya sekarang memakai pakaian nusantara lebih dipermudah, karena kainnya bisa dijahit, sehingga memakainya seperti memakai rok….cuma sayang kalau kain batik sutera atau kain tenun yang bikinnya berbulan-bulan mesti dipotong dan dijahit.

Depan Kampus IPB Baranangsiang.

Ide untuk berfoto sambil mengenang masa kuliah di Bogor dengan berpakaian nasional bergulir di grup WA, apalagi waktunya saat itu tepat, berkenaan dengan peringatan kemerdekaan Indonesia ke-72. Kami akhirnya memastikan untuk ketemu dan berfoto di depan gedung Kampus IPB Baranangsiang. Awalnya tak banyak yang ikut, mungkin karena berpikir ribet amat sih mesti pakai pakaian nusantara hanya untuk berfoto.

Kampus Baranangsiang.

Kebetulan menantunya Tinoek sedang libur di Indonesia, jadilah Rara yang diminta untuk memotret kami. Pertama kali kami berfoto di depan gedung IPB yang banyak meninggalkan kenangan bagi kami.

Senangnya duduk di rerumputan, eperti masa lalu saat masih kuliah.

Setelah dari sini, kami berfoto di halaman rumput di depan kampus, yang sedang penuh dengan taburan buah kapas yang beterbangan seolah salju yang melayang-layang. Kami bergembira ria, bersenda gurau sambil mengenang masa lalu, sedang Rara sibuk dengan kameranya.

Di ruang Botani.

Panas makin menyengat, kami berhenti dulu dan istirahat sambil makan ketan hitam dan getuk hasil masakan Alda. Kami duduk-duduk di Cafe Mahatani, yang kebetulan tutup. Saat mahasiswa, untuk jajan di Cafe Mahatani, hanya mahasiswa yang mampu, kadang-kadang kami bisa mampir ke Cafe Mahatani, beli seporsi dimakan bertiga. Situasi saat itu, menjadi mahasiswa membutuhkan pengorbanan dari seluruh keluarga dan kami harus rajin belajar karena dihantui DO (drop out).

Setelah perut tenang dan tidak haus, kami bergegas menuju ruang Botani, salah satu ruang kuliah yang penuh kenangan. Disini kami belajar, ikut responsi, belajar bersama demi mengejar nilai yang cukup bagus agar bisa segera lulus kuliah. Ruang kuliahnya masih sama, dengan bangku setengah lingkaran dan berundak-undak, sehingga mahasiswa yang duduk dibelakang masih bisa melihat jika dosen menulis di papan tulis.

Di tangga menuju lantai dua Kampus IPB Baranangsiang.

O, iya zaman itu dosen masih menulis dengan kapur, karena belum ada spidol. Bahkan fotokopi baru ada saat kami tingkat Sarjana Muda 2 (dulu sistem kuliah 5 tahun, sebelum melakukan penelitian, jadi praktis rata-rata lulus antara 6-9 tahun, karena penelitian kadang harus diulang jika tak sesuai hipotesa yang dibuat saat penelitin pendahuluan).

Depan pintu keluar.

Setelah berfoto dengan ganti kebaya dan sarung warna-warni, kami menuju jalan Prof Dr Andi Hakim Nasoetion, yang dulunya bernama jalan Rumah Sakit II.

Jl. Prof Dr H. Andi Hakim Nasoetion.

Kami berfoto di ujung jalan, tepat di belakang papan namanya. Satu persatu kami berfoto, sambil mengenang pak Andi yang kami hormati dan sayangi, ada yang tak tahan, saat difoto bercucuran air mata, karena kebetulan teman ini ambil jurusan Statistika dan dibimbing oleh alm pak Andi.

Di depan rumah Wati.

Selanjutnya kami menengok rumah Wati yang baru, yang sebelumnya menempati rumah dinas di Kebon Raya Bogor. Sesuai kompetensinya, rumah Wati terlihat indah karena desainnya oleh adik Wati yang lulusan Arsitek, dan banyak tanaman anggreknya. Kami mencoba jus kacang ijo made in Iyem yang sedap sekali, ditambah makan rujak….sungguh terasa masih seperti saat kuliah dulu.

 


Empatpuluh delapan tahun kemudian

$
0
0

Rombongan Jakarta turun dari pesawat di bandara Adisucipto, Yogya.

Katanya reuni dan ketemu dengan teman-teman itu ngrabuk nyawa. Namun bagi saya, yang saat sekolah SMA nya nun jauh di Jawa Timur, urusan reuni bukan hal mudah. Dulu saja, saat masih muda,  saya kuliah di Bogor, maka saya pulang setahun sekali pas libur panjang. Liburan dua minggu saya manfaatkan jalan-jalan di Bandung atau Jakarta, maklum perjalanan pulang pergi perlu waktu 3 (tiga) hari, dan capek badan nya seminggu sendiri. Disamping itu, kegiatan perkuliahan yang padat dan sistem gugur, membuat saya selalu dihantui oleh kekawatiran tak bisa mengejar nilai bagus, maklum fisik saya tak termasuk kuat, dan setiap kali habis pulang bepergian memerlukan jeda cukup lama untuk kembali ke kehidupan normal.

Jadi, bisa dimaklumi, jika saya tak pernah hadir reuni SMA yang rata-rata diselenggarakan di kota asal saya. Kali ini reuni Smasa Madiun diselenggarakan di kota Yogya. Walau sudah pensiun, kesibukan saya masih lumayan padat, ditambah ada cucu yang membuat saya selalu kangen jika bepergian ke luar kota. Namun, dorongan teman-teman, terutama teman satu “geng” belajar di SMA dulu, serta teman-teman kelompok lainnya yang cukup dekat, membuat saya memikirkan ulang, untuk ikut pergi ke Yogya.

Seneng juga ketemu rame-rame di bandara Soekarno Hatta.

Waktu saya pamit pada suami untuk datang reuni Smasa 69 Madiun ke Yogya, dengan nada heran dia bertanya, “Reuni? Dengan teman SMA?” Mungkin karena saat ini jika saya pamit reuni, adalah dengan teman-teman IPB A678 plus yang sudah seperti saudara, maklum jarak kota Jakarta ke Bogor tidak jauh.

Setelah itu, saya mulai berpikir, apakah saya mampu mengikuti acara yang sampai tiga hari. Apalagi hari Senin saya masih bekerja, jadi akhirnya saya memutuskan untuk ikut grup yang naik pesawat hari Jumat pagi dan kembali hari Minggu siang. Teman-teman yang lain, hari Minggu masih menikmati wisata ke Gua Pindul dan Hutan Pinus Mangunan.

Depan pasar Beringharjo.

Tentu saja ke Yogya, tak dilupakan mesti mampir ke Pasar Beringharjo, minimal cari daster buat oleh-oleh cucu. Saat itu hari Jumat, sambil menunggu bapak-bapak sholat Jumat, saya dan teman keliling Pasar beringharjo.

Foto di depan Mirota-“Copet dilarang masuk”.

Rupanya semangat tak sepadan dengan kekuatan fisik, ditambah cuaca Yogya yang terasa lebih panas dibanding Jakarta. Jadilah, cuma sebentar di Beringharjo, kami menyeberang ke Mirota untuk ngadem. Lihat sana sini, akhirnya mata tertarik untuk beli baju untuk cucu….ya lagi-lagi untuk cucu.

Foto di halaman belakang Waroeng Raminten, Pakem.

Dari pasar Beringharjo, kami menuju ke Waroeng Raminten untuk makan siang. Suasana lapar, cuaca panas, membuat semua makanan habis dimakan. Dan memang makanan nya enak. Raminten di Pakem ini tak seramai di daerah Kotabaru, pas malam-malam mau diajak makan keponakan dan adik, di Waroeng Raminten Kotabaru, mobil ber deret-deret, membuat kami mengurungkan niat dan pilih resto lain yang sepi.

Depan rumah pak Eko di Pakem.

Apa yang menarik dari reuni, apalagi jika ketemu teman, yang terakhir kalinya  ketemu adalah 48 yang lalu? Wajah kita sudah berubah, demikian juga teman kita. Dan saya hanya ingat beberapa orang saja, itupun terheran-heran karena wajahnya berubah, juga kok kayaknya sekarang jadi cerewet dan pinter ngomong semua ya. Waktu sekian lama telah merubah karakter seseorang menjadi lebih berani mengemukakan pendapat, dan berani tampil. Yang dulu pemalu, sekarang ternyata pintar menyanyi dan suaranya enak, ditambah bisa berdansa dan memberi pidato yang lucu.

Foto lengkap reuni (diambil dari fb Anie Kusdiani).

Acara puncak adalah hari Sabtu siang, di rumah pak Eko, di daerah Harjobinangun, Pakem. Lumayan banyak yang hadir, lebih dari 65 orang, dan banyak wajah-wajah yang susah dikenal.

Saya cuma menjadi pengamat, senang ketemu teman lama dengan gerak ragamnya yang berbeda-beda. Ada pula yang masih sama seperti yang dulu, nyaris tak berubah, hanya wajahnya telah ada banyak kerutan.


Kopi Klotok jilid dua

$
0
0

Bersama mbak Tri dan Yayuk.

Pagi hari, mbak Tri yang saat ini menjabat sebagai Pimpinan BRI Corporate University Kampus Yogya, mengajak saya dan Yayuk, untuk sarapan di Kopi Klotok jilid dua. Kenapa jilid dua, karena rumah makan ini baru dibuka sebulan yang lalu, dan merupakan perluasan dari Kopi Klotok Jilid satu. Kenapa nggak ke Kopi Klotok jilid satu? Kopi Klotok jilid satu terkenal dengan sayur lodehnya dan pisang gorengnya…namun harus antri panjang, sedang saya jam 10 pagi harus sudah datang ke tempat reuni. Jadilah kami ke Kopi Klotok Jilid dua.

Interior di Kopi Klotok.

Lokasinya di tengah perumahan pedesaan yang masih asri, yang kalau tak tahu jalan nya, tak terbayang disini ada rumah makan enak.

Mangut lele, brongkos dan bihun lombok ijo…sedaap.

Pengunjung boleh mengambil nasi dan lauk sesukanya, saat itu yang disediakan: mangut lele, brongkos dan bihun lombok ijo. Sayur asem dan sup nya belum masak. Mbak Tri juga memesan tempe dan telur goreng Crispy….yang rasanya memang benar-benar crispy.

 

 

 

 

 

 

Telor dan tempe crispy khas Kopi Klotok.

Kami juga memesan tape goreng dan teh tubruk. Selama di Yogya, saya selalu pesan teh panas manis….karena teh di Yogya ini benar-benar cocok untuk selera saya, nasgitel nya (panas, legi, kentel) pas bagi saya.

Jalan masuk ke Kopi Klotok.

Kami makan sambil mengobrol, makannya pelan-pelan karena untuk makan pagi biasanya makan tak banyak. Dan di Kopi Klotok jilid dua ini tak bisa pesan makanan untuk dibawa pulang, jadi kalau ada makanan yang bersisa, kita bawa sendiri sambil dibungkus tisu.

Nikmatnya makan sambil melihat pemandangan khas desa.

Syukurlah akhirnya makanan habis juga…..walau kami makan pelan-pelan. Makanan nya sungguh “miroso” (sedaap)…sayang saya lupa mencatat alamatnya. Jika ke Yogya lagi, jadi pengin mencoba Kopi Klotok yang jilid satu.

Semoga sempat ke sini lagi.

Tentu saja saya masih penasaran dengan kopi klotok jilid satu, tapi apa daya, waktunya tak mencukupi dan harus segera kembali ke Jakarta. Jika datang ke Yogya, tentu saya akan mencoba lagi makan di nasi klotok ini. Dan yang terkenal adalah kopinya…dan sayang sekali, saya tak minum kopi.


Focus Group Discussion- Penerapan Manajemen Risiko dan Tata Kelola Manajemen Risiko yang Efektif di Perusahaan.

$
0
0

Suatu hari, seorang klien berdiskusi dengan kami. Beliau menginginkan, agar kami melakukan pelatihan di perusahaan yang dipimpinnya. Dari hasil diskusi, kami mengetahui bahwa masih banyak diperlukan hasil diskusi dengan para layer kedua di perusahaan tersebut, sebelum dilakukan pelatihan.  Jika masing-masing Pemimpin unit kerja telah sepakat terhadap struktur organisasi yang baru, serta memahami job description nya masing-masing, maka baru lah diadakan in house training terhadap layer ke tiga, yang sehari-hari nya bertugas untuk melakukan eksekusi serta memastikan bahwa sistem telah berjalan dengan baik sesuai standard operating and  procedures  yang telah ditetapkan.

Oleh sebab itu, akhirnya diputuskan, untuk  dilakukan forum Focus Group Discussion (FGD),  agar para eksekutif di perusahaan bisa berdiskusi secara aktif untuk membahas penerapan manajemen risiko dan tata kelola di perusahaan, dengan moderator yang akan  memandu diskusi, dan memberikan contoh-contoh sesuai best practices,  agar manajemen perusahaan dapat meminimalkan risiko yang terjadi.

Apa sebenarnya  tujuan Focus Group Discuccion?

  • Agar para Pejabat/Staf perusahaan yang mengimplementasikan manajemen risiko, mempunyai pemahaman dan persepsi yang sama, sehingga terdapat persepsi dan pengetahuan serta kompetensi yang setingkat.
  • Meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara Pejabat/Staf di setiap unit kerja yang berkaitan, terutama Unit Operasional, Unit IT, Unit Marketing, dan Unit Pendukung yang ada di perusahaan tersebut.
  • Dalam FGD, moderator akan memandu dan akan memberikan contoh-contoh best practices penerapan manajemen risiko yang dilakukan oleh beberapa perusahaan.
  • Mencari cara penerapan manajemen risiko yang tepat dan sesuai untuk diterapkan di perusahaan.
  • Dari hasil FGD akan diperoleh kesimpulan dan rekomendasi tentang tindak lanjut pengelolaan risiko dan tata kelola perusahaan yang lebih baik, yang didukung dan dipahami oleh setiap Pimpinan dan Staf perusahaan.

Untuk menjamin tercapainya tujuan Focus Group Discussion, digunakan metode diskusi dua arah dengan para peserta FGD.

  • Review tentang penerapan Kepatuhan dan Manajemen Risiko, sesuai peraturan yang berlaku. Tujuannya untuk menyamakan pemahaman dan persepsi para peserta FGD karena latar belakang pekerjaan yang dilakukan saat ini berbeda-beda.
  • Diskusi dua arah, dengan dipandu oleh konsultan.

Diskusi ini antara lain, untuk memahami:

Pada dasarnya, perusahaan tetap harus mengelola kepercayaan konsumen jika ingin sustainable, mengutamakan tata kelola yang baik (Good Corporate Governance), serta mempunyai modal yang cukup jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Perusahaan dalam menjalankan usahanya akan selalu berhubungan dengan risiko, misalnya risiko terlambatnya pembayaran jika perusahaan menerapkan pembayaran secara kredit, juga risiko operasional yang antara lain berasal dari manusia atau teknologi, serta risiko pasar jika perusahaan dalam membeli atau menjual barang menggunakan valuta asing.

Risiko berhubungan dengan ketidakpastian dan tingkat eksposur suatu entitas terhadap ketidakpastian tersebut. Semakin tinggi ketidakpastian dan eksposur yang dihadapi oleh suatu organisasi, semakin tinggi kemungkinan terjadinya risiko. Risiko terkandung di dalam segala sesuatu yang dilakukan, mulai dari pengelolaan proyek, hubungan dengan klien, penerapan prosedur kerja, pembelian sistem atau perlengkapan baru, pengambilan keputusan strategik ataupun keputusan untuk tidak melakukan suatu tindakan.

Definisi Risiko adalah: ”Segala sesuatu yang berhubungan dengan situasi dimana terjadi kejadian-kejadian terburuk, yang menciptakan kerugian finansial dan non finansial, baik secara langsung maupun tidak langsung”.  Oleh karena itu perusahaan memerlukan pemahaman untuk mengelola risiko, atau melakukan manajemen risiko.

Manajemen risiko  adalah: Serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha perusahaan.  Proses manajemen risiko mulai dari identifikasi risiko, pengukuran risiko, pemantauan risiko, pengendalian risiko, yang keseluruhannya untuk meminimalisir potensi kerugian perusahaan atau mengelola sehingga dapat terkendali, pada batas yang dapat diterima dan menguntungkan perusahaan.

Kebutuhan untuk mengelola risiko secara sistematis berlaku bagi seluruh organisasi, individu, dan fungsi serta aktivitas di dalam suatu organisasi. Penerapan manajemen risiko ini hendaknya disadari sebagai suatu kebutuhan dan keharusan mendasar yang perlu mendapatkan perhatian Direksi dan Komisaris perusahaan. Secara singkat, Manajemen Risiko membantu manajemen dan entitas yang dipimpinnya mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan terhindar dari lubang-lubang dan kejutan-kejutan yang tidak diinginkan di sepanjang perjalanan menuju tujuan tersebut.

Dari sudut pandang risk/return, manajemen risiko yang efektif membantu manajemen menciptakan keseimbangan antara risk dan return. Konsep”no risk no return” telah diterima luas di dunia bisnis.

Konsekuensi logis konsep tersebut adalah ”higher risk, higher return”. Namun dalam dunia nyata, tidak mungkin ada absolute risk dan absolute return. Pada suatu titik, pengambilan risiko yang eksesif (berlebihan) akan mendatangkan bencana dan bukan return. Dengan kata lain, manajemen harus mampu mengoptimalkan risk/return profile organisasi yang mereka pimpin.

Dari hasil diskusi di forum FGD, dihasilkan sebuah rekomendasi dengan berbagai option, yang akan dipilih oleh manajemen perusahaan, mana yang paling tepat untuk dilakukan di perusahaan tersebut.

Sumber:

Pengalaman Tim Dewina dalam Jasa Konsultasi.

 

 

 

 

 



Metro Mini

$
0
0

Metro Mini-foto diambil dari google.

Bagi yang remaja atau dewasa di tahun 80-90 an tentu masih mengenal saat jaya-jaya nya Metro Mini. Dan ternyata Metro Mini ini masih bertahan sampai saat ini …. namun dalam kondisi yang memprihatinkan, tergerus oleh zaman. Akhir-akhir ini saya mesti berkenalan lagi dengan Metro Mini ini, gara-gara jalan Fatmawati yang sedang amburadul karena pembangunan MRT menjadi jalan yang dihindari sopir taksi. Bisa lebih dari satu jam berdiri di pinggir jalan Fatmawati untuk menunggu taksi, tanpa hasil. Mau pesan lewat telepon? Jika saya pesan lewat telepon setelah jam 6 pagi, pas lagi sibuk-sibuk nya, maka call center di sana akan berulang kali memberi tahu….”Ibu, taksinya belum ada, apakah masih bisa menunggu?” Jadi, saya hanya pesan taksi jika sebelum jam 6 pagi, atau setelah lewat jam 8 pagi.

Kondisi seperti itu, membuat saya mencoba untuk naik Metro Mini dari depan Pasar Mede ke blok M. Awalnya memang terasa nggak nyaman, tapi dengan berpakaian tak mencolok dan membaur dengan penumpang lain, rasanya aman-aman saja. Memang pernah agak kawatir, saat di tengah jalan ada penumpang yang naik, dan mulai mengguman….”Bapak ibu, mohon dikasihani….bla..bla….dst nya, dengan badan penuh tato.” Saya segera memberi uang kecil dan buru-buru turun, untuk menunggu Metro Mini lain yang lewat, karena tak satupun bajaj atau taksi yang lewat, dan saya tidak berani naik ojeg.

Siapakah para penumpang Metro Mini?

Setelah saya perhatikan, para penumpang Metro Mini sebagian besar para ibu atau perempuan pekerja, yang kemungkinan tidak berani naik ojeg (termasuk saya), serta para bapak yang usianya di atas 40 an tahun. Tentu saja para pekerja muda tidak termasuk yang suka naik Metro Mini, karena mereka akan lebih memilih naik ojeg, selain biaya tak jauh berbeda namun waktu tempuhnya lebih cepat.

Bagaimana memilih Metro Mini yang tepat?

Sebetulnya nggak ada pilihan yang tepat, karena rata-rata Metro Mini yang beroperasi di jalan telah berumur di atas 20 tahun, namun jika kita asal naik Metro Mini, bukannya makin cepat, namun malah lambat dan juga membuat “mood” kita hilang. Saya memilih naik Metro Mini yang penuh. Lho! Kenapa malah memilih yang penuh? Karena para penumpang Metro Mini rata-rata tujuannya jarak dekat, jadi biarpun penuh, kita lebih cepat dapat tempat duduk. Karena jika kita memilih Metro Mini yang masih setengah kosong atau kosong, bisa ngetem 3x di jalan. Dan karena naik Metro Mini, jarang yang membuka Hape, jadi saya kadang menemukan sesama penumpang yang bisa diajak mengobrol asyik. 

Hal yang membuat terharu adalah, suatu ketika saya naik Metro Mini dari depan Pasar Mede ke arah Blok M. Saya dapat tempat duduk agak di belakang, di sebelah saya bapak-bapak yang saat saya mau duduk nggak mau menggeser tempat duduknya. Ya, sudah saya duduk di dekat jendela. Rupanya bapak tadi pensiunan, yang akan mengambil uang pensiun di Bank BTPN jl Petogogan. Saat mau turun, bapak tadi berdiri dengan susah payah apalagi saat berjalan, beberapa penumpang segera turun tangan untuk membantu sampai bapak tadi turun dari Metro Mini, dan mengingatkan pak sopir agar menunggu bapak tua tadi sampai benar-benar turun di jalan. Pembelajaran lainnya, sopir metro Mini lebih ramah terhadap penumpang, walaupun nggak punya kernet, sering berpesan….”Hati-hati ya bu turun nya, lihat dulu di belakang ada motor apa tidak?”

Selain kondisi Metro Mini yang sudah tua,  tidak ber AC, sebetulnya kita masih bisa menikmati naik Metro Mini,  asal kita tidak mudah mengeluh.


Pentingnya fungsi Struktur Organisasi yang tepat dalam penerapan Four Eyes Principles di Bank.

$
0
0

Untuk menerapkan manajemen risiko yang benar dan pas di sebuah bank, manajemen risiko dirancang  sebagai rambu-rambu agar Visi dan Misi bank tersebut bisa tercapai.

Terdapat 4 (empat) pilar:

  1. Fungsi bisnis, sebagai ujung tombak untuk menyeleksi nasabah, guna menghasilkan revenue. Sebagai pelaksana dan eksekutor, dari first line of defence. Bagaimana cara mengelola kredit yang baik dan benar, sesuai aturan yang dibuat dalam SOP (Standard Operating and Prosedures), sesuai jenis bisnis yang dikelola oleh bank yang bersangkutan.
  2. Fungsi Manajemen Risiko. Penerapan manajemen risiko diawali dengan struktur organisasi yang tepat, dan pembagian tugas yang jelas sehingga dalam pelaksanaannya tidak ada keraguan bagi Staf/Petugas yang melaksanakannya, untuk menghindari benturan kepentingan dan terdapat check and balance. Kemudian dibuat alat/metode/sistim manajemen risiko sesuai dengan ketentuan BI/OJK.
  3. Fungsi Kepatuhan. Sebelum diterapkan di lapangan, policy, ketentuan, produk baru, harus diuji lebih dahulu di unit Kepatuhan, kemudian diberikan sertifikat kepatuhan jika telah lulus uji kepatuhan. Setelah mendapat sertifikat kepatuhan, baru dapat dilaksanakan/di eksekusi.
  4. Fungsi Audit Intern. Membantu bank mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis, untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas proses pengelolaan risiko, kecukupan pengendalian internal dan proses tata kelola perusahaan. Audit intern memberikan opini yang independen dan obyektif kepada manajemen mengenai apakah risiko bank telah dikelola pada tingkat yang dapat diterima.

Pentingnya Struktur Organisasi yang Tepat.

Struktur organisasi yang tepat sangat penting, agar manajemen mudah dalam mengelola dan mengawasi, para pejabat/staf yang bertugas dalam pelaksanaan nya tidak  ragu-ragu dan bingung. Keberadaan SO ini juga harus dipahami dan diikuti oleh semua jajaran di bank, untuk mengurangi kesalah pahaman yang terjadi.

Penerapan Manajemen Risiko dan Four Eyes Principles.

  • Dasar penerapan manajemen risiko adalah PBI No.5/8/PBI/2003, yang mengatur tata kelola delapan jenis risiko di bank, yaitu: a. Risiko Stratejik, b. Risiko Hukum, c. Risiko Kredit, d. Risiko Pasar, e. Risiko Likuiditas, f. Risiko Operasional, g. Risiko Kepatuhan, h. Risiko Reputasi.
  • Fungsi manajemen risiko berada di seluruh tahapan operasional bank, di bawah pembinaan Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko.

Penerapan Four Eyes Principles

yaitu prinsip dalam proses dan putusan kredit yang dilakukan oleh 2 (dua) orang Pejabat/Staf Pengelola Kredit, yang salah satu atau keduanya mempunyai kewenangan melakukan proses kredit dan putusan yang cukup.

Penerapan four eyes principles, dapat dilakukan secara symetry atau asymetry

  • Symetry-bila analisis kredit dilakukan oleh Pejabat/Staf Pelaksana Kredit bidang RM (Relationship Management), kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis risiko oleh Pejabat/Staf Pelaksana Kredit bidang CRM (Credit Risk Management), yang memiliki kewenangan yang sama.
  • Asymetry-bila analisis kredit dilakukan oleh Pejabat/Staf Pelaksana Kredit sebagai prakarsa, sekaligus sebagai perekomendasi, selanjutnya diputus oleh Pemimpin Cabang Pembantu/Pemimpin Cabang. Dalam hal ini kewenangan kedua Pejabat tersebut tidak sama.

Catatan:

Bidang RM:   Pejabat/Staf Pelaksana Kredit Bidang Bisnis. Bidang CRM : Pejabat/Staf Pengendalian Kredit (berfungsi dalam four eyes principles, sebagai partner Bisnis).

Manajemen Risiko dalam penerapannya terdapat dua hal:

  • Berfungsi sebagai first line of defence. Unit manajemen risiko disini bersifat transaksional, melakukan analisis risiko sebagai partner bisnis, dalam melaksanakan four eyes principles. Manajemen risiko yang melakukan analisis risiko memiliki kewenangan untuk menolak atau menambahkan syarat, apabila berdasarkan analisis yang dilakukan ternyata risikonya terlalu tinggi. Manajemen risiko yang melakukan four eyes principles berperan sebagai pemutus, dan tidak boleh hanya memberikan opini.
  • Berfungsi sebagai second line of defence, yaitu sebagai policy maker. Tugasnya, antara lain: a. Membuat Kebijakan Manajemen Risiko. b. Membuat aturan-aturan untuk bisa mengawasi pengelolaan risiko di risk taking unit. c. Membuat profil risiko untuk 8 (delapan) jenis risiko. d. Melakukan stress test. d. Melakukan analisis untuk produk baru sebelum diteruskan kepada unit kepatuhan (untuk uji kepatuhan). e. Membuat RBBR (Risk Based Bank Rating) untuk melihat nilai komposit risiko.
  • Pemisahan penanganan kredit bermasalah. Sesuai aturan BI/OJK, pada saat kredit masih dalam kolektibilitas Lancar dan Dalam Perhatian Khusus, pengelolaan kredit (dari proses kredit sampai diputus, serta pembinaan) dilakukan oleh unit bisnis. Pengelolaan kredit dipindahkan ke unit Khusus (unit Restrukturisasi dan Penyelamatan), apabila kolektibilitas menjadi Kurang Lancar, Diragukan dan Macet.

Fungsi Kepatuhan

Fungsi kepatuhan melakukan tugas pengawasan bersifat preventif atau ex ante. Sebagai first line of defence, maka fungsi kepatuhan bersifat transaksional, yang sangat terbatas untuk transaksi dengan risiko tinggi.

Sebagai second line of defence,  semua rancangan kebijakan yang dikeluarkan oleh Direksi harus melalui uji kepatuhan dan mendapat sertifikat kepatuhan.

Sebagai first line of defence.

  • Membuat uji kepatuhan dan menebitkan sertifikat kepatuhan untuk semua kebijakan yang ditanda tangani oleh Direksi. Termasuk jika bank akan melakukan corporate action, seperti: melakukan investasi, akuisisi, merger, serta meluncurkan produk baru.
  • Membuat uji kepatuhan untuk semua kredit korporasi yang telah diputus oleh Direksi, sebagai pemutus, sebelum kredit tersebut dapat dieksekusi. Jika lulus dalam uji kepatuhan, unit kepatuhan menerbitkan sertifikat kepatuhan.
  • Membuat laporan kepada BI/OJK.

Sebagai second line of defence, berperan sebagai policy maker, antara lain:

  • Membuat SOP Kepatuhan dan mensosialisasikan ke seluruh unit kerja sampai dengan kantor cabang, sebagai bagian dari pelaksanaan Good Corporate Covernance.
  • Membuat aturan tentang APU/PPT (Anti Pencucian Uang/Pencegahan Pendanaan Terorisme), seperti Know Your Customer.
  • Membuat sistem operasional dan prosedur tentang GCG.
  • Apabila terbit regulasi baru, unit kepatuhan memberikan summary kepada unit kerja terkait, menetapkan jenis laporan yang diperlukan, menyusun matriks untuk membuat rambu-rambu agar peraturan dipatuhi.
  • Mendorong budaya kepatuhan.

Fungsi Satuan Kerja Audit Intern.

Fungsi Audit internal bersifat kuratif, hanya pada third line of defence, dan bersifat post ante. Produk dari SKAI adalah corrective action, dan rencana tindak lanjut perbaikan.

Audit Intern dapat berperan sebagai strategic business partner dengan unit operasional di bank sehingga tidak lagi berperan sebagai “watch dog”. SKAI dapat membuat  Master Plan rencana audit yang didasarkan risk based audit, yaitu perencanaan didasarkan atas risk profile bank, mana yang paling sering muncul risiko nya mendapat prioritas untuk dikunjungi.

Dari pembahasan di atas dapat dilihat, apabila bank telah menggunakan empat pilar dalam menerapkan manajemen risiko, diharapkan dapat meminimalkan risiko yang terjadi, sehingga pengelolaan risiko pada tingkat yang dapat diterima oleh bank yang bersangkutan.

Sumber Data:

  1. Hasil diskusi Dewina dengan salah satu Bank dalam forum Focus Group Discussion.
  2. Pengalaman penulis dalam melakukan pelatihan dan konsultasi.

Mengapa Perlu Gap Analysis dalam Implementasi Sistim Penilaian (Assessment Center System)

$
0
0

Dalam rangka mendukung pencapaian Visi Misi Perusahaan dan upaya untuk meningkatkan competitive advantages, diperlukan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu menciptakan nilai tambah pada setiap fungsi utama dalam employee life cycle mulai dari Pengembangan Organisasi (Organization Development), Pemenuhan Sumber Daya Manusia (Workforce Fulfillment), Pelatihan dan Pengembangan (Learning & Development), Hubungan Kepegawaian (Employee Relations), Manajemen Kinerja dan Sistem Imbalan (Performance Management & Rewards) serta Manajemen Talent dan Suksesi (Talent & Succession Management).

Ada 2 (dua) hal dalam setiap fungsi utama employee lifecycle, yaitu:

  • Strategi dan taktik penerapan, termasuk perubahan kebijakan, proses, kemampuan pegawai dan teknologi pendukung.
  • Budaya dan kepemimpinan yang menunjang transformasi, termasuk perubahan mindset dan perilaku, serta partisipasi leaders dalam proses manajemen sumber daya manusia.

Terkait dengan pembangunan strategi dan taktik penerapan sebagaimana di atas, dan untuk memastikan pengelolaan SDM dapat dilaksanakan secara efektif, maka diperlukan SDM yang berkualitas.

Untuk mendapatkan SDM yang berkualitas, diperlukan penilaian atas kualitas SDM yang ada saat ini, agar match dengan kebutuhan perusahaan, baik dimasa sekarang maupun menghadapi  tantangan di masa yang akan datang.  Untuk memenuhi kebutuhan ini perusahaan yang cukup besar, perlu menggunakan Assessment Center System untuk pengembangan SDM. Assessment Center, adalah suatu metoda untuk mengidentifikasi dan menjaring pegawai, yang dinilai memiliki potensi dari sisi manajerial (managerial skill) untuk menduduki suatu jabatan tertentu di kemudian hari (future responsibility).

Setiap kandidat diberikan berbagai simulasi tingkah laku (behavioral simulation) untuk kemudian diobservasi dan di evaluasi oleh beberapa orang assessor. Simulasi yang diberikan mengacu pada job target yang spesifik, yang jenisnya multiple exercise dan proses penilaian yang bersifat multiple assessor. Dengan demikian, metoda assessment center memiliki validitas dan tingkat obyektivitas yang tergolong cukup tinggi.

Gap Analysis Implementasi Sistim Penilaian (Assessment Center System)  perlu dibuat, dengan tujuan:

  • Assessment Center digunakan untuk memilih calon-calon pimpinan yang handal dan siap menghadapi tugas-tugas yang akan datang.
  • Assessment Center juga digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangan SDM, yang perlu diberikan kepada setiap pekerja agar lebih siap menghadapi tugas-tugas yang akan diberikan di kemudian hari.
  • Assessment Center digunakan untuk menilai kualitas SDM yang ada saat ini dibandingkan dengan kebutuhan perusahaan sesuai best practices.
  • Assessment Center membantu untuk mengidentifikasi dan menjaring pekerja, yang dinilai memiliki potensi dari sisi manajerial (managerial skill) untuk menduduki suatu jabatan tertentu di kemudian hari (future responsibility).
  • Assessment Center digunakan untuk meningkatkan kompetensi pekerja, menciptakan hubungan industrial yang harmonis, transparan, untuk mendukung Visi dan Misi, serta nilai-nilai budaya perusahaan.

Tujuan Assessment Center:

1.Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) di bidang SDM.

  • Semua jabatan telah ditetapkan kualifikasinya, persyaratannya (dari sisi pendidikan, pelatihan, pengalaman) dan Key Performance Indikator (KPI) nya secara transaran.
  • Setiap jabatan telah jelas akuntabilitasnya, dalam job description, sesuai ketentuan yang berlaku. Misal: Ketua SPI (Auditor), harus dengan persetujuan Komisaris.
  • Dalam job description telah dibedakan tanggung jawab masing-masing jabatan.
  • Di dalam business process, terdapat pemisahan maker, checker dan signer untuk setiap persetejuan atau keputusan, sedang di bank dikenal dengan istilah four eyes principles untuk analisis kredit pada besaran tertentu, untuk menghindari conflict of interest.
  • Dalam promosi dan alih tugas, serta reward and punishment telah diatur persyaratan dan ketentuannya.

2. Mendukung Pencapaian Target Perusahaan

  • Tercapai tujuan organisasi yaitu dapat menjaring SDM yang tepat di posisi yang tepat.
  • Tidak terdapat keresahan karena prosesnya sesuai GCG, yang dinilai berhasil, berhak menduduki jabatan tersebut.
  • Perusahaan dapat memprediksi carrier path SDM, kapan harus recruitmen, pengkayaan (job enrichment), promosi, alih tugas dan lain-lain, dengan menggunakan hasil assessment center.
  • Perusahaan yakin memberikan delegasi wewenang yang cukup kepada individu yang tepat, tidak takut memutus (untuk jajaran kredit) namun juga tetap prudent.

3. Menarik SDM yang berbakat, untuk masuk jajaran  perusahaan karena praktek assessment center/Human Resources Management (HRD) yang baik.

4. Terdapat kepastian bagi jajaran SDM yang hendak promosi, apa syaratnya, apa job description nya, apa yang ditargetkan dalam proses assessment center/wawancara. Hal ini mengurangi rumor dan KKN di bidang SDM.

5. Membuat d Base SDM secara sistimatis untuk jabatan, perkiraan assessment, TNA (Training Need Assessment), dan keputusan lain tentang Human Resources Development (HRD).

6. Kaderisasi SDM secara sistimatis. Dengan diberlakukannya assessment center, Perusahaan memiliki bargaining position yang kuat terhadap SDM nya, jajaran SDM memiliki harapan serta motivasi untuk berprestasi karena ada saluran dan pergerakan posisi.

Metodologi yang digunakan

a.Implementasi Sistem Operating Procedures SDM.

  • Dengan wawancara dan pengumpulan data ketentuan SDM pada Perusahaan yang dinilai.
  • Mempelajari gap/kekurangan antara implementasi SDM Perusahaan dengan Praktek terbaik (Best Practices).
  • Penyempurnaan kekurangan yang ada, dilengkapi dengan melakukan diskusi dengan Tim Counterpart dan Direksi.

b.Praktek Assessment Center di Perusahaan.

Dengan mengamati/observasi implementasi Assessment Center di  Perusahaan.

  • Menyusun Assessment Center dengan mekanisme kerjanya.
  • Memilih SDM Person in Charge (PiC) Assessment Center, dengan kriteria dan job description.  Tujuannya agar Assessment Center selalu ter up date dan menjadi DBase terkini (trainer/fasilitator).
  • Melakukan training dan sosialisasi kepada trainer/fasilitator Assessment Center, agar dapat menyelenggarakan proses Assessment Center yang tepat.
  • Simulasi Assessment Center

Dari hasil Gap Analysis, akan terlihat, apakah Sistem Operating Procedures Assessment Center  telah ada, serta implementasi Assessment Center  sesuai best practices telah memadai.

Sumber:

Pengalaman penulis bersama tim.


Setelah Sepuluh Tahun

$
0
0

Tidak terasa saya dan keluarga telah sepuluh tahun tinggal di komplek perumahan ini. Suasana kompleks perumahan ini masih seperti di kampung …. walau sebetulnya dekat dengan jalan besar yang ramai 24 jam. Selama ini saya belum bisa aktif mengikuti kegiatan di kompleks ini, karena masih ada kesibukan lain nya. Awalnya saya ikut arisan, tapi nggak berjalan lama, karena arisan nya sudah bubar, saya masih di jalan. Yang masih bisa berlanjut adalah senam pagi yang diadakan dua kali seminggu, itupun hanya bisa aktif pada hari Sabtu, kalau tak ada acara lain.

Bersama ibu-ibu RW 03 Cilandak

Kali ini PKK di kampoeng Cilandak akan mengadakan piknik bersama ke Lembang, walau bukan anggota PKK, boleh ikut. Saya langsung mendaftar, paling tidak saya bisa lebih mengenal bapak ibu tetangga saya. Kami janji berkumpul di depan Dunkit Donut Fatmawati jam 5.30 wib dan jam 6.00 wib tepat berangkat menuju Bandung.

 

Taman Begonia, Lembang.

Perjalanan cukup lancar, memasuki Lembang jam 9.30 wib. Rombongan langsung ke Taman Bogenia. Ibu-ibu langsung asyik berfoto di taman bunga yang warna warna ini. Kami hanya satu jam di sini, kemudian dilanjutkan ke Farm House.

Gembok cinta di Farm House, Lembang.
Rumah ala Eropa di Farm House, Lembang.

Rombongan dikasih voucher untuk memilih susu yang akan diminum, pilihannya susu coklat, vanila atau original.

Setelah minum susu, kami memasuki area Farm House….rupanya kami keliru memilih jalan, dan memasuki daerah gembok cinta.

Berpose depan gembok cinta

Waduhh…anak muda yang sedang berasyik masyuk jadi  kagok karena di serbu ibu-ibu dan bapak-bapak yang sudah  ber usia lanjut.

Dari daerah gembok cinta kami menelusuri Farm House yang rumahnya ditata seperti di Eropa, saya jadi ingat “Petite France” di Seoul karena sangat mirip.

Bisa berpakaian ala noni Belanda jalan-jalan di Farm House.

Disini ada kesempatan berpakaian tradisional Belanda…jadi nggak usah jauh-jauh ke Volendam jika ingin berpakaian tradisional Belanda. Karena rombongan yang cukup besar dan antrian panjang, tak ada yang ingin berfoto dengan pakaian Belanda.

 

 

 

 

 

 

 

Pemandangan indah dari Farm House.

Kami menyusuri jalan dan sampai ketempat yang paling atas….ahh indahnya kota Bandung dilihat dari sini. Kami tak ketinggalan berfoto di sini.

Dari Farm House rombongan makan siang sekaligus memberi kesempatan untuk sholat bagi yang muslim. Selesai sholat dan makan siang, rencana semula mau ke Dago Dream Park. Hujan mulai turun, dan setelah sampai ke jalan Dago yang lurus ke arah Taman Hutan Raya, saat mau belok ke kiri, ternyata bis tidak boleh masuk. Bis harus berhenti di terminal, kemudian harus naik angkot.

Membayangkan cuaca dingin, hujan pula, akhirnya sesuai kesepakatan, rombongan langsung berputar arah menuju “Gani Factory Outlet”. Hujan semakin deras, dan kota Bandung macet parah. Kami baru sampai ke Gani Factory Outlet dua jam kemudian. Capek dan lelah mulai terasa. Syukurlah di Gani outlet banyak barang kebutuhan rumah tangga yang terbuat dari renda, dan harganya murah-murah … langsung deh ibu-ibu mulai memborong.

Sepulang dari Gani Factory Outlet, rombongan langsung menuju Jakarta, mampir di km 97 untuk makan malam dan sholat. Rombongan sampai Jakarta jam 21.30 wib.

Apa kesimpulan saya setelah jalan-jalan dengan rombongan bapak ibu PKK Kampoeng Cilandak ini?

  1. Selain mengenal tetangga lebih dekat, saya jadi mengerti kegiatan apa saja yang selama ini dilakukan di kampoeng Cilandak.
  2. Selain ada arisan PKK, arisan RT/RW, ada kegiatan PKK yang antara lain melingkupi: Posyandu, pembersihan/pemeriksaan jentik nyamuk, kerja bakti rutin, pengajian setiap hari Selasa, kuliah Subuh setiap akhir pekan, senam pagi (yang ini saya ikut).
  3. Ada kelompok KWT (Kelompok Wanita Tani) yang dipimpin oleh lulusan Pertanian IPB. Awalnya kompleks kami ingin membuat tanaman buah naga, agar ada tambahan sumber penghasilan untuk kas, selain untuk kesibukan.

    Bunga buah naga, mekar di malam hari.

  4. Ternyata hal ini tidak berhasil, karena putik ada di atas benang sari, dan agar terjadi penyerbukan, diperlukan bantuan pihak ketiga. Jika ditanam di area yang luas, maka penyerbukan bisa dibantu angin dan serangga. Karena kampoeng Cilandak yang dikelilingi gedung tinggi, hal ini agak susah dilakukan. Di sisi lain, bunga buah naga hanya mekar di malam hari, jadi jika ingin membantu penyerbukan harus keliling di malam hari, hal ini agak merepotkan.
  5. Pimpinan KWT menawarkan untuk mengajarkan membuat pupuk sendiri dari kompos, dan mulai menanam cabe dan tomat.
  6. Dari berbagai cerita dan diskusi selama peralanan naik bis Jakarta-Bandung-Lembang pulang pergi, saya berfikir bahwa jika saya benar-benar telah pensiun tanpa ada kesibukan di luar rumah, kesibukan saya di lingkungan Kampoeng Cilandak sudah cukup menyita waktu.

 

Jalan-jalan naik becak dan wisata kuliner di Solo

$
0
0
Soto Gading

Teman saya mengajak ke Solo, untuk menengok rumah orangtua nya. Kebetulan saya tidak ada acara, jadi bersedia ikut serta, apalagi Solo surganya wisata kuliner. Kami naik pesawat Sriwijaya pagi, begitu sampai Solo, setelah menaruh tas dan koper, segera menuju ke Soto Gading 1 dengan naik becak. Hujan yang turun lebat, membuat perut terasa hangat makan soto gading yang terkenal segarnya dan teh nasgitel (panas legi kentel)panas .

Sate pak Dul, Nonongan

Acara berikutnya mampir ke BRI Prioritas Solo, karena teman saya ada keperluan ke situ. Karena rumah teman tak ada yang menunggu, pulang dari BRI kami belanja (beli aqua, serbet kertas dan lain-lain) dan tentu saja untuk makan malam. Malam ini kami makan sate ayam nya pak Dul di Nonongan Solo.

Jenang lemu bu Sangkur

Paginya, setelah beberes rumah dan mandi, saya dan teman jalan-jalan untuk makan pagi di jenang lemu bu Sangkur.

Nasi liwet di bawah Pohon Tanjung.

Karena porsi jenang lemu kecil, dilanjutkan dengan makan nasi liwet di bawah pohon tanjung, depan lawang gapit Selatan (pintu Gapura Selatan). Rumah teman saya ini memang masih di dalam benteng, di daerah Carangan, Baluwarti.

Setelah kenyang, kami naik becak keliling kraton, sambil setiap kali turun dari becak  untuk memotret jika menemukan obyek yang dianggap menarik.

Di Distro Solo

Sambil naik becak, temanku menceritakan masa kecilnya, sekolah di dalam benteng. Siang itu saya ikut menemani teman saya ketemu teman-teman lama nya di Solo Distro. Hujan mulai mengguyur kota Solo sejak siang, jadi malam ini kami membeli ayam bu Beker (?) yang terkenal garing dan gurih.

Malam ini tidur nyenyak apalagi hujan terus menerus turun. Pagi nya, saya kembali cari sarapan jenang lemu, dan ketan juruh. Maklum porsi jenang lemu sangat kecil.

 

Pasar Gede, Solo.

Pagi ini kembali kami naik becak, rencana semula mau ke pasar Klewer, tapi belum buka. Jadi kami melanjutkan perjalanan ke Pasar Gede. Ini pertama kalinya saya ke pasar Gede, rupanya Pasar Gede tempat penjual makanan matang, jadi kalau malas masak tinggal beli ke sini.

Es dawet selasih yang segar.

Pertama-tama kami minum es dawet selasih yang segaaar….  selanjutnya kami ketemu penjual cabuk rambak…dan makan lagi.

Penjual cabuk rambak.

Entah kenapa, walau sudah mencoba dua kali, saya belum bisa merasakan nikmatnya makanan cabuk rambak ini.

 

Kami melanjutkan  berkeliling pasar, ada penjual sambel pecel yang gunungan nya sampai tinggi, dan gunungan itu sehari juga habis.

 

 

 

Saya setelah beli sambel pecel, kami melanjutkan langkah ke tempat penjual makanan untuk oleh-oleh. Karena di rumah masih ada sambel pecel Madiun kiriman teman, saya tak membeli sambel pecel ini, walau penasaran seperti apa rasanya.

Gunungan sambel pecel dan sambel wijen dengan berbagai tingkat kepedasan.

Dari Pasar Gede kami naik becak ke rumah di Baluwarti untuk menaruh belanjaan, kemudian menuju Pasar Klewer.

Berbagai jenis kain batik yang indah,

Wahh senengnya melihat barang-barang yang dijual di sini, cuma mesti ingat uang yang ada di dompet. Saya membelikan baju batik untuk cucu, blouse batik untuk saya sendiri, blouse n celana kulot batik untuk mantu, hem batik untuk anak sulung …. .dan kain panjang. Sampai rumah rasanya menyesal kok beli kainnya cuma satu….hehehe.

Setelah berbelanja kain batik, kami menuju lantai 4 (empat) untuk membeli makanan yang akan di bawa pulang dan dimakan di rumah, karena sudah ada janji ketemu dengan mbak Ning, teman satu asrama di IPB dulu. Tak lama mbak Ning bersama suaminya datang dari Karanganyar, kami mengobrol mengenang saat tinggal di APIPB (Asrama Putri IPB) Bogor. Sore ini kami segera siap-siap ngepak koper, karena malam ini kembali ke Jakarta dengan naik KA Argo Dwipangga.

 

Mengajak si kecil ke tempat kerja

$
0
0

Duhh tahu-tahu sudah tahun 2018. Target menulis di blog sebulan sekali kok ya lumayan berat. Tapi sayang juga kalau nggak diteruskan menulis. Jadi, kali ini cerita yang ringan-ringan saja.

Ngantuk, bosen di taksi

Akhir tahun, cucu saya libur sekolah dari pertengahan Desember 2017 dan baru masuk tanggal 8 Januari 2018. Kebetulan si mbak yang momong harus mudik karena ibunya sakit. Selama mbak mudik, urusan pekerjaan rumah tangga saya titipkan ke tetangga, sebetulnya bisa juga menitipkan si kecil. Cuma saya agak kawatir karena saat sekolah libur, kegiatan ekstra kurikuler juga libur. Jadi kalau dititipkan seharian, kawatir yang dititipi kecapekan, maklum si kecil sangat energik.

Jadilah saya memutuskan mengajak si kecil ke tempat kerja, tentu saja saya nggak berani ngajak naik angkot dan busway, maklum yangti ini suka senewen….jadi harus naik taksi.

Bermain n mengobrol di taksi

Naik taksi dari rumah ke tempat kerja lumayan jauh, si kecil sempat bosen dan mengantuk, waduhh bagaimana ini. Jadi di sepanjang jalan harus mengajak bermain agar si kecil tidak bosen.

 

 

 

Mampir dulu di BRI Kantor Cabang Veteran.

Betapa senangnya setelah sampai di tempat kerja. Saya mampir dulu ke kantor Cabang BRI Veteran untuk ambil uang di ATM. Si kecil hanya memperhatikan. Kemudian kami berjalan kaki menuju gedung Dana Pensiun BRI, di sini si kecil berpose sejenak.

Foto dulu di depan Gedung Dana Pensiun BRI.

Syukurlah di kantor si kecil bisa menikmati, dia membawa buku gambar dan bacaan.

Yang lain sibuk, aku juga sibuk

Jadi saat saat saya dan teman lain mengobrol pekerjaan, si kecil asyik menggambar dan membaca.

Makan bakso

Saat makan siang, si kecil diajak Staf untuk memilih makan siang apa, dan kali ini dia memilih makan bakso. Pulangnya kami mampir ke Lotte Mart, si kecil seneng sekali. “Yangti mau beli apa, saya tahu tempatnya.” Jadi saya hanya memegang troler belanjaan, si kecil berlarian memilih mentega, yogurt, susu, nugget, sari roti dan makanan yang disukainya. Mungkin karena setiap kali diajak belanja bulanan sama si mbak, si kecil jadi tahu tempatnya, sedang Yangti hanya sesekali belanja. Sampai rumah si kecil terlihat lelah, tapi saya berusaha agar dia tidak tidur, kalau tidur sudah terlalu sore, nanti malamnya akan rewel.

Jadi, kami bermain lagi tebak-tebakan, sampai tiba waktu mandi sore dan kemudian makan malam. Selesai makan, si kecil gosok gigi, cuci kaki dan siap tidur sambil menunggu babe dan bunda tiba….kadang-kadang babe dan bunda baru tiba di rumah setelah si kecil tidur nyenyak. Yahh itulah risiko orangtua pekerja di Jakarta ini.

Ibu Guruku Cantik sekali

$
0
0

Tahun 1967…

Profil pict bu Endang di WA nya.

Hari masih pagi, lonceng tanda masuk sekolah masih 45 menit lagi. Namun di kelas 1E beberapa anak laki-laki telah ada di dalam kelas. Wah rajin sekali ya. Usut punya usut, mereka semangat datang pagi karena ingin segera menyapa ibu Endang yang akan mengajar pagi.

Ibu Endang saat itu masih lajang, cantik dan ramah, sehingga anak-anak SMA semangat mendengarkan pelajarannya. Dan apakah nilainya berbanding lurus dengan semangatnya? Ternyata tidak! Justru karena mengagumi bu Endang, mereka jadi kurang memperhatikan pelajarannya.

Bu Endang sekarang (kerudung abu-abu) yang tetap cantik, dikelilingi cewek Smasa 69.

Jika ada acara malam di SMA 1(selanjutnya disebut Smasa), teman-teman berebut menjemput dan mengantar beliau ke rumahnya. Kebetulan bu Endang ini masih tetanggaan dengan rumah orangtuaku, jadi saya pernah kebagian mengantar beliau ke rumahnya di jl. Upaya Bhakti. Cuma saat itu saya nggak tahu, bahwa seniorku di Smasa, yang mengantar bu Endang, termasuk pengagum beliau.

Tahun 2018…

Alumni Smasa 69 dan para nyonya pendamping suami yang setia mengantar suami reuni ke sana kemari.

Sejak tahun 2017, beberapa teman alumni Smasa 69 Madiun, rajin mengumpulkan alamat teman dan alamat para bapak ibu Guru. Sebagian dari kami mewakili untuk sowan ke bapak ibu Guru yang masih tinggal di Madiun, menengok ibu Dien yang sedang di rawat di rumah Sakit di Surabaya.

 

Tiga dara Smasa (Herwati, Enny D. dan Enny T), bersama Susilo.

Kami semua sibuk mengumpulkan info …. dan ternyata ibu guru cantik kesayangan kami tinggal di Cinere Gandul.

Murid dan Bu Guru, sudah sama-sama sepuh.

Akhirnya salah satu teman menghubungi beliau, apakah beliau bersedia bertemu dengan para mantan muridnya, yang sudah berusia senja. Rata-rata kami hanya selisih usia 7 (tujuh) tahun dengan bu Endang.

Setelah bu Endang setuju, disepakati ketemuan nya di Warung Bu Aminah (WBA), yang terletak di jalan Nusantara Raya 165 Depok. Kebetulan warung ini dimiliki salah satu alumni Smasa 69 Madiun.

Para bapak dan Tyastuti.

Gayung bersambut, kami bisa berkumpul 30 orang, termasuk para pengantar dan pendamping alumni Smasa 69 Madiun. Umi, yang rumahnya relatif dekat, diminta tolong untuk menjemput bu Endang. Di WAG (Whatsapp Group), kami heboh membahas seperti apa wajah bu Endang sekarang, maklum kami semua usia nya sudah di atas 60 tahun. Dari foto di WA nya bu Endang terlihat masih cantik.

Senangnya ketemu teman lama (Herwati, Lestari, Tyas, dan Wati).

Kebetulan suami mau menemani pergi ke Depok, sekalian ingin kenal dengan teman-teman isterinya. Pertama kali suami saya ajak ikut reuni Smasa Madiun tahun 1991, setelah itu saya sendiri tak pernah bisa kumpul-kumpul dengan teman lama, maklum selama masih kerja waktu tersita dari pagi sampai malam, bahkan harus jungkir balik hanya untuk menyisihkan waktu ketemu suami dan anak.

Asyik mengobrol dengan bu Endang (Umi, Ipuk dan bu Endang).

Sampai di WBA, beberapa teman sudah datang di sana, bahkan teman yang sebetulnya tinggal di Surabaya, Semarang dan Yogya. Magnit bu Endang sungguh luar biasa, teman dari Surabaya, Semarang, Yogya dan Jakarta berkumpul hanya karena ingin bertemu bu Endang. Kami, diwakili Ketua Smasa 69 Madiun, memberikan tali asih pada beliau.

Monggo bu, dipilih makanannya, kata Tyas. Umi dan Wati sibuk mengobrol sebelum menentukan pilihan mau makan apa.

WBA menyediakan makanan khas Mediunan: Lontong kikil, rujak cingur, botok daun pepaya, botok kemlandingan, botok sembukan, bacem tempe tahu, pecel, oseng daun pepaya, juga lempeng khas Madiun (sejenis krupuk dari nasi), rempeyek dan krupuk udang. Minuman nya jahe dan secang .. .segaar setelah heboh dan kena macet di Margonda, untuk menuju Warung Bu Aminah.

Tentu saja kami terus menerus berfoto, apalagi saya yang tak setiap kali pertemuan bisa hadir. Selain masih bekerja empat kali seminggu di usia pensiun, fisik saya juga tak memadai untuk bepergian dan beraktivitas dari pagi sampai malam. Apalagi ada cucu, yang membuat selalu ingin ketemu cucu, jika bepergian ke luar rumah.

Foto rame-rame…sayang kabur.

Acara cukup seru, apalagi saat sambutan, bu Endang agak kagok menyebut kami semua. Untuk menyambut dan menyapa dengan kata anak-anak … seperti saat di SMA, kami semua sudah beruban dan punya cucu. Namun semua tak berarti karena kami saling memahami, dan senda gurau pun tak ada habisnya.

Selesai mengantar bu Endang ke rumah beliau, foto dulu… saya dan suami beserta bu Endang.

Waktu juga yang membatasi kami untuk bertemu, saya dan suami kebagian tugas mengantar bu Endang pulang, kemudian lanjut dengan melayat teman suami yang meninggal di daerah Kampung Utan, Ciputat.

Semoga bu Endang di usia nya 74 tahun selalu sehat, dan semoga bisa ketemu lagi di acara reuni Smasa 69 di Madiun pada tahun 2019, yang merupakan reuni akbar, 50 tahun sejak lulus SMA.


Resensi Buku: Bude Ocie di Maroko

$
0
0
Buku Bude Ocie di Maroko, sudah di tangan.

Buku “Bude Ocie di Maroko” ini menceritakan perjalanan Ocie ke Maroko. Membaca buku Ocie, seperti kita ikut dalam perjalanan nya.

Ocie yang lulusan arsitektur ITB ini mengagumi bangunan-bangunan tua yang masih terawat di Maroko, umumnya berbentuk art deco, kulinernya yang khas, serta kerajinan tangannya yang menarik. Bangunan masjid, dengan ukiran kayunya yang khas,  merupakan salah satu budaya Moor di kawasan Maghreb. Kawasan Maghreb merujuk lima negara di Afrika Utara: Maroko, Mauritania, Algeria, Libya dan Tunisia.

Casablanca

Di Casablanca ada dua stasiun Kereta api, Casa Port dan Casa Voyageur.  Kereta dari bandara menuju Casa Port, tangga keretanya tinggi, tidak ber AC, dan harus berebut untuk dapat tempat duduk. Hotel Ibis hanya sepelemparan batu dari dinding benteng medina qadim atau kota tua nya. Ocie sempat berjalan-jalan melihat Masjid Hassan II, yang arsiteknya adalah Michel Pinseau, dari Perancis. Masjid ini menjorok ke Samudera Atlantik, merupakan masjid terapung.  Minaret masjid ini tertinggi di dunia, dengan ketinggian 210 meter.

Marrakesh

Makanan tradisionil di Marrakesh, antara lain harira soup dan tagine. Harira soup merupakan campuran dari tomat, lentil, kacang tanah dan daging kambing, kemudian diberi potongan jeruk lemon dan potongan daun ketumbar. Sop ini disajikan dengan kurma. Tagine  adalah makanan Maroko yang sangat terkenal, cara memasak nya khas, dengan menggunakan panci yang terbuat dari tanah liat dengan tutup yang berbentuk kerucut. Tagine bisa didapat dimana saja, mulai dari tempat makan di pinggir jalan sampai di restoran hotel bintang 5.

Makanan tradisional lain yang populer adalah couscous. Couscous sebangsa pasta gandum yang secara tradisionil dibuat dengan tangan, kemudian dikukus di atas daging dan sayuran. Coucous disajikan seperti tumpeng, daging dan sayuran diatur di pinggir-pinggir nya.

Makanan lain yang menarik adalah Kefta, yang terbuat dari daging cincang, diberi bumbu rempah, ditusuk seperti sate dan dibakar. Disajikan dengan kentang goreng dan salad. Bisa juga disajikan dengan makouda, bola-bola kentang khas Maroko.

Di  Marrakesh wajib mengunjungi kota tua nya (old medina), Jemaa El Fnaa. Disini ada konsentrasi yang unik dari budaya Maroko yang dilakukan melalui ekspresi musik, agama dan seni. Di kota tua, souks (pasar/basar tradisionil), dibagi sesuai jenisnya, ada khusus rempah-rempah, khusus buah zaitun, khusus segala hal yang berhubungan dengan kulit (tas, sepatu, sabuk dan lain-lain), berhubungan dengan logam, perunggu dan lain-lain.

Beberapa situs penting  di kota tua Marrakesh, seperti Maison de La Photographie, Madrasah Ben Yousseff, Museum Marrakesh. Koleksi foto di Maison de la Photographie sangat menarik. Medersa Ben Youseff , dulunya adalah sebuah madrasah terbesar di Maroko yang dibangun oleh Sultan Ali ibn Yusuf. Ada 130 bilik asrama untuk menampung 900 orang murid, namun sekarang tak digunakan lagi, hanya menjadi situs bersejarah.

Taman Majorelle dimiliki oleh Yayasan Pierre Berge dan Yves Saint Laurent. Yang menonjol bangunan villanya, yang sekarang digunakan sebagai museum dengan warna biru yang khas (majorelle blue).

edina Essaouira.

Di kota tua, dari pintu masuk Moulay Hassan Square, jika ke sebelah kiri, terlihat Essaouira citadel  lengkap dengan pelabuhan tua nya, sedang ke kanan adalah medina atau kota tua. Di tengah kota tua essaouira ada masjid, medina ini lebih kecil daripada di Marrakesh, namun lebih enak dikunjungi karena penjual tidak terlalu agresif.

Fes.

Kota Fes bisa dikatakan ibu kota Maroko dari segi budaya, representasi dari musik, makanan dan kerajinan tangan. Fes juga merupakan ibukota niaga di Maroko yang menggabungkan segala sesuatu yang bersifat tradisionil dengan inovasi-inovasi baru. Ocie mengunjungi Bab Boujloud (Gerbang Biru,) Universitas Al Qaraouiyine, Bibliotheque de la Qaraouiyine, Madrasah Bou Inania, Tanneries (Tanery adalah tempat pencelupan kulit yang merupakan salah satu produksi kota Fes).

Gerbang Biru ini adalah salah satu gerbang ke kota tua Fes el Bali yang paling banyak dikunjungi, dibangun tahun 1913, menghubungkan alun-alun Pasha Baghdadi dan medina Fes el Bali. Gerbang berwarna biru ini, yang memberi identitas kota Fes,  dibangun dengan langgam Moor, ada 3 (tiga) lengkungan tapal kuda yang simetris, dipercantik dengan ornamen geometris, bunga dan kaligrafi.

Universitas Al Qaraouiyine merupakan universitas tertua di dunia yang ada di Fes, yang masih berfungsi. Awalnya berasal dari mesjid, didirikan oleh Fatima Al Fihri tahun 859. Fatima putri seorang pedagang dari Kairouan, Tunisia. Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tapi juga tempat diskusi agama dan politik, yang kemudian berkembang menjadi universitas.

Bibliotheque de la Qaraouyine, merupakan perpustakaan tertua di dunia, dengan koleksi manuskrip ada yang berumur 12 abad.  Madrasah Bou Inania, dibangun oleh Sultan Abou Inan. Ruang masuk madrasah mempunyai atap berbentuk kubah, seperti yang terdapat pada arsitektur Andalusia. Yang menonjol adanya courtyard: lantai terbuka di tengah bangunan) dengan lantai marmer dan di sisi nya ada dua ruang besar untuk sholat. Ukiran kayunya, konon  salah satu karya seni budaya Moor yang paling baik di kawasan Maghreb.

Meknes.

Kota tua di Meknes terletak di bukit, ada gerbang yang selalu dikunjungi turis, namanya Bab Mansour (Bab=gerbang, Mansour=kemenangan). Di seberang Bab Mansour ada sebuah museum kecil, Musee Riad Jamai, atau disebut Museum Dar Jamai. Dulunya merupakan sebuah istana tempat tinggal keluarga Jamai yang selesai dibangun tahun 1912. Di museum ini dipamerkan  hasil karya orang Maroko pada zaman itu, mulai dari keramik, ukiran kayu, metal, pegangan pintu, barang-barang kulit, perhiasan, pakaian tradisionil maupun karpet. Di Place Hedim (alun-alun Hedim), banyak dijual tembikar. Medina Meknes ini terbagi menjadi banyak souks (pasar) dengan masing-masing kekhasan nya.

Hri es Souani, merupakan lumbung dan kandang kuda zaman Sultan Moulay Ismail. Kota Imperial Meknes (sering dijuluki Versailles-nya Maroko) dibangun oleh Sultan Moulay Ismail, salah satu penguasa dinasti Alawite tahun 1672.  Medersa Bou Inania adalah sebuah madrasah  atau pusat pembelajaran agama Islam. Madrasah ini didirikan oleh Abu al Hasan Ali ibn Othman (ayah Abu Inan Faris) di tahun 1341. Nama madrasah ini sama dengan yang ada di kota Fes. Dinding, kolom dan pintu di madrasah ini menunjukkan arsitektur Islam yang indah.

Rabat

Kota Rabat adalah ibukota administratif dan politik Maroko sejak kemerdekaannya di tahun 1956. Rabat kota yang menarik karena bisa menggabungkan sejarah dengan modernitas. Di Rabat ada jalan Rue Soekarno, diberi nama ini setelah  kunjungan Presiden Soekarno ke Rabat tahun 1960. Kedekatan Indonesia Maroko telah terjalin sejak KAA di Bandung tahun 1955, ketika Indonesia memberikan dukungan penuh untuk kemerdekaan Maroko.

Kasbah Udaya, yaitu benteng bersejarah di kota Rabat yang dibangun pada akhir abad ke 12 dan lokasinya di tepi sungai Bou Regreg. Kasbah ini lokasinya juga berada di tepi Samudra Atlantik Utara. Di benteng ini ada taman Andalusia, tempat piknik penduduk Rabat, terdapat pintu-pintu kayu kuno dengan berbagai macam dekoratifnya.

Menara Hasan Tower, terkenal sebagai landmark kota Rabat, yang terletak di taman Yacoub Al Mansour, seperti nama Sultan yang memerintahkan membangun menara ini beserta masjid nya.

Mengapa perlu menerapkan Manajemen Risiko dalam proses pemberian kredit?

$
0
0

Saya mendapat pertanyaan, bagaimana cara menerapkan pelaksanaan manajemen risiko dalam proses pemberian kredit yang efektif di Bank? Bagaimana, agar proses bisnis berjalan lancar, namun manajemen risiko bisa bekerja dengan efektif. Disadari, ada persepsi bahwa adanya manajemen risiko akan memperlambat proses bisnis. Sedangkan tanpa manajemen risiko, bank tidak dapat mengetahui seberapa risiko yang ada dan apakah telah diperhitungkan semuanya? Untuk memahami ini, maka kita perlu mengetahui hal-hal di bawah ini:

  • Risiko adalah: ”Segala sesuatu yang berhubungan dengan situasi dimana terjadi kejadian-kejadian terburuk, yang menciptakan kerugian finansial dan non finansial, baik secara langsung maupun tidak langsung”. Jenis risiko yang terdapat di bank: risiko kredit, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko pasar, risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik, dan risiko kepatuhan.
  • Manajemen Risiko adalah: Serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank.
  • Proses manajemen risiko mulai dari identifikasi risiko, pengukuran risiko, pemantauan risiko, pengendalian risiko, yang keseluruhannya untuk meminimalisir potensi kerugian bank atau mengelola sehingga dapat terkendali pada batas yang dapat diterima dan menguntungkan bank.
  • Risiko berhubungan dengan ketidakpastian dan tingkat eksposur suatu entitas terhadap ketidakpastian tersebut. Semakin tinggi ketidakpastian dan eksposur yang dihadapi oleh suatu organisasi, semakin tinggi kemungkinan terjadinya risiko. Risiko terkandung di dalam segala sesuatu yang kita lakukan, mulai dari pengelolaan proyek, hubungan dengan klien, penerapan prosedur kerja, pembelian sistem atau perlengkapan baru, pengambilan keputusan strategik ataupun keputusan untuk tidak melakukan suatu tindakan.
  • Kebutuhan untuk mengelola risiko secara sistematis berlaku bagi seluruh organisasi, individu, dan fungsi serta aktivitas di dalam suatu organisasi. Penerapan manajemen risiko ini hendaknya disadari sebagai suatu kebutuhan dan keharusan mendasar yang perlu mendapatkan perhatian Direksi dan Komisaris perusahaan. Secara singkat, Manajemen Risiko membantu manajemen dan entitas yang dipimpinnya mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan terhindar dari lubang-lubang dan kejutan-kejutan yang tidak diinginkan di sepanjang perjalanan menuju tujuan tersebut.
  • Dari sudut pandang risk/return, manajemen risiko yang efektif membantu manajemen menciptakan keseimbangan antara risk dan return. Konsep”no risk no return” telah diterima luas di dunia bisnis.
  • Konsekuensi logis konsep tersebut adalah ”higher risk, higher return”. Namun dalam dunia nyata, tidak mungkin ada absolute risk dan absolute return. Pada suatu titik, pengambilan risiko yang eksesif (berlebihan) akan mendatangkan bencana dan bukan return. Dengan kata lain, manajemen harus mampu mengoptimalkan risk/return profile organisasi yang mereka pimpin.

Mengapa Bank perlu menerapkan manajemen risiko?

  1. Bank memerlukan kepastian untuk mencapai sasaran bisnisnya tanpa terekspos kepada risiko yang berlebihan.
  2. Pendapatan Bank lebih stabil, karena telah memperhitungkan semua risiko yang terdampak.
  3. Memaksimum kan shareholder value: hasil investasi dan harga produk ditetapkan pada tingkat yang mencerminkan risiko, alokasi modal lebih tepat dengan proyek/bisnis yang memiliki risk adjusted return yang paling menarik, keahlian manajemen risiko dapat melindungi brand dan reputasi perusahaan, staff mendapat reward/intensif berdasarkan risk based performance.
  4. Memperbesar Peluang Kerja dan Jaminan Finansial : Manajemen Risiko yang baik dapat mengembangkan perusahaan tetap going concerns bahkan berkembang sehingga peluang jumlah perusahaan bertambah akan semakin besar. Terdapat berbagai posisi yang ditawarkan perusahaan : CRO, Risk Manager, Risk Based Supervisors, Risk Based Auditors, dll.
  5. Praktek Manajemen Risiko sebagai komponen penting GCG.

Dalam melakukan bisnis nya,  bank perlu memperhatikan pokok-pokok kebijakan dalam pemberian kredit, untuk mengelola risiko kredit:

  1. Pemisahan Pejabat Kredit. Pejabat kredit dibedakan menjadi 2 (dua) bagian: a. Pejabat bidang Relationship Management (RM), bertanggung jawab atas upaya pengembalian pinjaman yang sehat (Lancar dan Dalam Perhatian Khusus). b) Pejabat bidang Credit Risk Management (CRM), bertanggung jawab atas pengendalian risiko kredit, manajemen risiko kredit dan pengelolaan kredit bermasalah.
  2. Penerapan Four Eyes Principles. Merupakan prinsip dalam proses putusan kredit yang harus dilakukan oleh 2 (dua) Pejabat Kredit, yang salah satu atau keduanya mempunyai limit kewenangan yang cukup.
  3. Penerapan Rating/Credit Risk Rating.
  4. Pemisahan Pengelolaan Kredit yang Bermasalah.

Bank juga perlu mempunyai prosedur pemberian kredit yang sehat, meliputi. a) Penetapan Pasar Sasaran. b) Penetapan Risk Acceptance Criteria (RAC).c) Proses Pemberian Putusan Kredit. d) Perjanjian Kredit. e).Dokumentasi dan Administrasi Kredit. f) Persetujuan Pencairan Kredit. g) Pembinaan dan Pengawasan. h) Kredit Yang Perlu Mendapat Perhatian Khusus. i) Prosedur Restrukturisasi dan Penyelesaian Kredit Bermasalah. j) Prosedur Penghapus bukuan Kredit Macet. k) Prosedur Penghentian Penagihan.

Didalam setiap proses bisnis, selalu mengandung unsur risiko, oleh karena itu  perlu adanya penerapan risiko di setiap kegiatan. Misalkan,

a. Dalam setiap pemberian kredit minimal melibatkan 2 (dua) orang Pejabat Kredit Bisnis yang berwenang berdasarkan Prinsip Empat Mata (Four Eyes Principles), yang salah satu atau keduanya mempunyai limit kewenangan yang cukup.

b. Ada pemisahan tanggung jawab antara RM dan CRM, yang  dimaksudkan untuk mempertegas tanggung jawab terkait potensi risiko pemberian kredit di masa depan. Dalam putusan kredit, Pejabat Kredit harus membubuhkan persetujuannya pada formulir putusan kredit, sebagai bukti pemberian putusan kredit dan tanggung jawabnya sebagai Pejabat Pemutus Kredit. Sebelum memberikan persetujuan, Pejabat Pemutus Kredit harus melakukan hal-hal sebagai berikut:

  • Memastikan bahwa pelaksanaan pemberian kredit telah sesuai dengan BPP (Buku Pedoman Perkreditan)/Kebijakan Umum Perkreditan dan SOP serta petunjuk pelaksanaannya.
  • Memastikan bahwa setiap kredit yang diberikan telah memenuhi ketentuan perbankan dan sesuai asas-asas perkreditan yang sehat.
  • Memastikan bahwa pemberian kredit telah didasarkan pada penilaian yang independen.
  • Meyakini bahwa kredit yang akan diberikan dapat dilunasi pada waktunya dan tidak akan berkembang menjadi kredit bermasalah. Oleh karena itu, untuk memperoleh keyakinan tersebut maka sebelum memberikan kredit, Pejabat Kredit Bisnis harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha dari debitur.

c. Berdasarkan hasil dari analisis dan evaluasi kredit, Pejabat Pemrakarsa harus menyajikan kekuatan dan kelemahan usaha pemohon, dan kesimpulan analisis berdasarkan butir-butir 5 C’s of Credit. Berdasarkan identifikasi risiko di atas, selanjutnya ditetapkan syarat-syarat dan ketentuan kredit, serta mitigasi risiko kredit.

d. Struktur dan syarat kredit disusun berdasarkan kesimpulan dari hasil analisis berupa kekuatan, kelemahan, proyeksi arus kas (cash flow), perhitungan kebutuhan kredit, kemampuan nasabah dalam membayar kembali kreditnya, risiko yang akan mungkin terjadi bagi bank, serta mitigasi risiko kredit. Struktur dan syarat kredit, antara lain: Identitas pemohon, Jumlah pinjaman, Keperluan pinjam, Jenis pinjaman, Jangka waktu, Suku bunga, Provisi, Denda, Agunan, Asuransi, Affirmative Covenant (hal-hal yang harus dilaksanakan), Negative Covenant (hal-hal yang tak boleh dilakukan), dan syarat-syarat lainnya. 

Dengan Sosmed, kita bisa menemukan teman-teman lama

$
0
0

Saya mendapat tugas untuk menulis tentang Smasa 69 Madiun, tugas yang mudah tapi juga sulit. Setelah adanya WAG (WhatsApp Group), kami bisa berhubungan baik secara fisik maupun on line, yang akhirnya bisa melakukan berbagai kegiatan bersama. Kemudian muncul ide untuk membuat buku kenangan. Waduuh..lha saya sendiri belum pernah bikin buku, kok ini kejatuhan sampur untuk buat tulisan. Apa boleh buat, satu-satu nya media adalah melalui tulisan di blog, karena sekaligus cara yang saya kenal untuk bisa menampilkan tulisan beserta foto-foto. Jadi, saya akan memulai cerita bersambung tentang teman-teman di Smasa 69 (maksudnya alumni Smasa tahun 69….udah oma-oma ya).

Suatu ketika Tatuk dan Tulus ketemu, ngobrol-ngobrol di rumah Tatuk di jl. Gongseng, Jakarta Timur.  Mereka mulai berpikir untuk membuat grup WA. Kebetulan sekarang ada aplikasi whatsapp yang memudahkan untuk berdiskusi secara on line. Dulu Surjono alm yang paling rajin mengumpulkan teman, namun sejak teman kita itu meninggal, aktivitas kumpul-kumpul menjadi berkurang.

Tatuk yang alumni SMP 5 Madiun, mempunyai nomor Hp beberapa teman alumni SMP 5 Madiun yang melanjutkan ke SMA 1 Madiun. Sedang Tulus mempunyai nomor Hp teman-teman alumni SMP 3 Madiun yang melanjutkan ke SMA 1 Madiun. Klop, gayung bersambut. Tanggal 9 Mei 2017 Tulus dan Tatuk  mulai membuat Whatsapp Group (WAG), judulnya SMASA 1E 67 AE PLUS, yang kemudian diubah menjadi SMASA 69 pada tanggal 13 Mei 2017.

Logo alumni Smasa 69 Madiun

Enny Tulus (isterinya Tulus, yang juga alumni Smasa 69) anggota ketiga, pada tanggal 30 Mei 2017 Eko Djanjuri mulai masuk grup. Pada tanggal 15 Mei 2017 Eko diberi tugas menjadi admin WAG dan membuat logo Smasa 69.  Pada tanggal 27 Juni 2017, WAG Smasa 69 menggunakan logo yang dipasang sampai sekarang.

T & T ini ditambah Eko Djanjuri, Lilik Raditya, Prihardadi Turidho dan Ipuk, Tyastuti, kemudian menjadi motor untuk menggerakkan teman-teman alumni Smasa 69 Madiun, mencari teman-teman lama yang masih hilang, yang akhirnya bisa mengumpulkan alumni Smasa 69 Madiun sampai sekitar 60 orang saat reuni di Yogya pada bulan Agustus 2017.

 

Bersambung……

Cibubur, 25 Februari 2018

$
0
0
Cover buku yang dipilih

Cibubur adalah daerah di selatan Jakarta menuju Bogor, yang masih banyak pohon hijau nya. Cibubur yang ada di bayangan kita adalah tempat lokasi kegiatan pramuka. Di Cibubur ada Cibubur Junction, nama Mal yang persis di jalan dekat  Tol keluar dari Cibubur. Namun Cibubur bagi komunitas kami adalah tempat anaknya Lilik Raditya, yang setiap tiga bulan sekali menjadi domisili Lilik jika berada di Jakarta.

Minggu ini kami kumpul di Cibubur, selain silaturahim bersama sahabat lama, juga membahas kemajuan buku alumni SMA 1 Madiun tahun 1969 (selanjutnya disebut Smasa), yang diharapkan bisa launching pada saat reuni emas alumni Smasa 69 di Madiun.

Semua ceria…lupa kalau sudah eyang-eyang.

Senang akhirnya perkembangan buku telah mencapai 50 persen, yang sulit adalah mengumpulkan foto dari teman-teman yang tersebar di seluruh Indonesia. Apalagi mengumpulkan foto dari teman yang sudah mendahului kami semua. Komunitas Smasa 69 (sudah eyang-eyang semua), selain silaturahim dengan teman-teman lama, juga silaturahim dengan bapak ibu guru yang dahulu mengajar kita, dan ikut andil membuat kami menjadi seperti sekarang ini.

Foto camilan sebelum jadah dari Murni datang.

Acara kumpul-kumpul selalu seru, masing-masing membawa pot luck, dan ternyata yang ditunggu-tunggu adalah jadah. Makanan jadul yang mulai susah dicari di Jakarta. Jadi, begitu Murni datang, jadahnya langsung diserbu, jadah diberi bubuk kedelai …hmm sedap.

Saya suka kue pukis buatan besan nya Lilik yang kebetulan datang dari Malang, juga risoles buatan Wati. Makanan lain adalah botok sembukan dan tak lupa pecel pincuk….sayang sambal pecelnya pedas untuk ukuran saya.

Ceria ketemu para sahabat lama, jadi lupa umur.

Jeng Nur membuat soto Madura yang juga langsung diserbu, perubahan cuaca membuat badan kurang fit, jadi ingin makan yang panas-panas. Ternyata teman-teman saya pinter masak, saya membawa salad buah… itupun beli di fresh mart Citos.

Foto bersama Lilik dan Enny Tulus…..duo Enny di Smasa 69 Madiun.

Karena yang hadir lumayan banyak, maka kami duduk lesehan, kecuali yang kakinya sulit untuk duduk di bawah. Walau begitu kami semua senang, tawa canda terus menerus berlangsung, maklum kami juga jarang ketemu walau sebetulnya jarak rumah tak terlalu jauh.

Kesempatan ini sekaligus dimanfaatkan untuk mengambil foto teman-teman yang belum menyetor foto, sehingga satu persatu difoto, yang nantinya menjadi bahan untuk mengisi buku kenangan.

Buku Kenangan yang baru limapuluh persen selesai ditayangkan di TV sehingga bisa dinikmati oleh semua yang hadir, sehingga teman-teman bisa membayangkan bagaimana hasil akhirnya nanti. Dan para bapak yang biasanya males berfoto juga makin semangat setelah lihat hasilnya. Beberapa bertanya, apakah masih ada kesempatan mengganti foto? Saya jawab bisa, silahkan pilih foto paling cantik dan ganteng.

Melihat foto jadul teman-teman memang mengingatkan kita pada masa lalu, saat wajah kita masih culun, mungkin karena belum banyak dosa ya.

Senangnya bersama sahabat lama yang jarang berjumpa.

Selesai makan siang, ada operasi plastik, yaitu ibu-ibu membungkus makanan untuk dibawa pulang. Dan ada kejadian yang lucu, Rochi kehilangan bungkusannya, setelah sebagian teman sudah pamitan.

Dicari kemana-mana nggak ketemu, karena plastiknya sama-sama berwarna merah. Padahal plastik Rochie ada tambahan beras merah yang khusus dibawakan Enny Tulus untuk diberikan pada Rochi.

Akhirnya Rochi pulang tanpa membawa jinjingan….dan pada sekitar jam 8 malam, ada pesan masuk dari Bambang Bagyo, bahwa dia keliru membawa tas plastik merah, yang antara lain isinya beras merah dan soto Madura, padahal soto Madura bikinan nyonya Bambang Bagyo, jadi Bambang takut timbilen.

Obrolan sesama pria

Dan pagi ini ada kacamata hitam bersama tempatnya yang baru diketemukan oleh anaknya Lilik. Rupanya kacamata Wati, yang mau bergaya foto pakai kacamata hitam. Dan kemarin sepanjang sesi berfoto ria, Wati tak sekalipun pakai kacamata hitam.

Itulah jika ketemuan dengan para eyang, kami semua mengingat Faktor “U” ini dengan ketawa, dan menyadari memang kita semakin tambah usia. Dan selagi masih sehat, pertemuan bersama teman sebaya, merupakan hiburan agar kita selalu gembira dan sehat.

 

Menghadiri Launching Buku 8 Bahasa Cinta

$
0
0
Mbak Tuti dan buku nya, yang merupakan kumpulan dari tulisan di blog.

Saya menerima WA dari mbak Tuti Nonka, Blogger, Penulis Novel sejak tahun 70 an, dan sehari-hari beliau dosen yang aktif dengan latar belakang Teknik Sipil. ” Mbak Enny, jika ada waktu longgar, saya mengundang pada launching buku kumcer saya besok hari Sabtu.” Saya langsung lihat kalender, kelihatannya belum ada kegiatan, yang jadi kendala justru kesehatan saya lagi naik turun akhir-akhir ini, dan yang mengganggu adalah vertigo nya sering datang. Saya nggak berani janji tapi akan saya usahakan datang.

 

Kumpulan Cerpen 8 Bahasa Cinta dari 8 Penulis.

Alhamdulillah hari Sabtu pagi itu kondisi saya sehat, jadi saya merencanakan sekalian menengok teman yang sakit di RSAL dan RSCM sebelum menghadiri acara bukunya mbak Tuti. Syukurlah libur tiga hari membuat jalanan Jakarta lancar…

Senangnya ketemu penulis favorit (Mbak Tuti Nonka), juga ketemu Erna Lindasari (Baju merah).

Saat itu sudah mulai pembukaan,  saya tak tahu nama satu per satu penulis buku tersebut, tentu yang saya hafal mbak Tuti Nonka dan mbak Sanie B. Kuncoro, yang tulisan nya sudah saya kenal sejak tahun 80 an, wira-wiri di majalah Aneka Cemerlang, majalah Gadis dan Femina.

Baiklah, saya akan sharing diskusi antara yang hadir dengan para penulis buku ini, bagaimana tip nya dan cara mereka bisa terus punya semangat untuk menulis.

  • Akhirnya bisa foto barenag mbak Sanie B. Kuncoro, penulis yang selama ini saya kenal tulisan nya di berbagai majalah perempuan.

    Mengapa memilih tema “Cinta”?  Disini yang diceritakan adalah cinta kepada ibu, hal ini karena belum banyak yang bisa kita berikan pada ibu. Saat menulis ini, kami bergantian memberi semangat, karena saat ingat ibu, selalu membuat air mata keluar. Tak ada orang di dunia ini yang tak mempunyai ibu, dan cinta yang paling murni adalah cinta ibu. Ditinggalkan ibu akan membekas di hati kita, tak bisa digambarkan dengan kata-kata.

  • Mbak Ida Ahdiah mengatakan bahwa dia ditinggalkan ibu sejak umur 3 (tiga) tahun, namun rindu pada ibu  seperti rindu pada bumi. Dan tulisan mbak Ida ada beberapa tentang ibu, seperti “Kebaya Ibu.”
  • Widyawati Puspita Dewi, yang paling muda, merasa bangga bisa sepanggung dan bergabung menulis dengan para penulis senior ini, yang telah dikenal nya sejak dia remaja. Widya sendiri ditinggalkan ibu saat berumur 20 tahun.
  • Mbak Sanie B. Kuncoro menyatakan bahwa ibu adalah sumber inspirasi, setiap membuka mata kita selalu ada ibu. Ibu tak pernah meninggalkan bahunya, dimana-mana ada ibu.
  • Mbak Tuti Nonka mengatakan bahwa cerpen tentang ibu ini 50 persen riil dan 50 persen fiksi. Ibu adalah manusia biasa yang mempunyai karakter berbeda-beda. Ada ibu yang lemah lembut, namun juga ada ibu yang keras dan galak. Ke delapan tulisan ini menggambarkan karakter ibu yang komplit.
  • Untuk tip menulis, mbak Ida mengatakan, dia biasanya suka mengobrol, membaca, menonton dan jalan-jalan. Dengan menonton kita bisa melihat konflik yang ada di film, masuk akal kah konflik tersebut? Dengan berjalan-jalan ketemu berbagai karakter manusia yang bisa menimbulkan ide untuk menulis. Membaca, mengobrol dapat memperoleh ide untuk tulisan.
  • Anak-anak sekarang dimudahkan dengan adanya medsos. Mbak Tuti punya blog, saat upload tulisan ada komentar dari pembaca yang bisa menjadi sumber ide untuk memperbaiki tulisan.  Salah satu penulis mengatakan bahwa dia mempunyai catatan, ide apapun langsung ditulis di buku catatan tersebut, entah nama lokasi, nama orang yang dinilai bagus untuk dipakai sebagai nama tokoh pada tulisan.
  • Mbak Ninuk mengatakan bahwa menulis dapat digunakan sebagai terapi untuk meredakan gelisah. Kita menulis karena kita merasakan dan ingin berbagi. Saat ini lebih fokus menulis tutorial tentang merajut.
  • Mbak Sanie B. Kuncoro mengatakan suka memperhatikan nama bagus, khusus nama Chinese dia mendapatkan dari iklan orang yang meninggal dunia, juga nama lokasi sering diperoleh dari obrolan dengan orang lain. Yang penting adalah kita selalu memperhatikan, merasakan dan mencatat, yang bisa memunculkan ide untuk menulis.
Dapat tanda tangan dan foto bareng penulisnya (MBak Swan, mbak Sanie dan mbak Tita?).

Sayang saya tak banyak bisa mengobrol dengan mbak Tuti Nonka, dan bahagianya bisa ketemu blogger Elindasari yang saat ini juga diundang mbak Tuti Nonka.

 

 

Delapan penulis berpose dengan bukunya.

Acara yang ditunggu adalah tanda tangan buku oleh penulisnya….betapa senangnya mendapat tanda tangan 8 penulis, mbak-mbak yang selama ini hanya saya kenal dengan tulisannya di majalah atau novel.

Tetap menulis ya mbak Tuti Nonka dan kawan-kawan…saya tunggu tulisan berikutnya. Pertanyaan ke diri sendiri…kapan ya saya mulai menulis buku?

Viewing all 393 articles
Browse latest View live