Cucuku dijadwalkan operasi skoilosis (tulang belakang) pada minggu keempat bulan Februari 2025. Sejak tanggal 3 Februari 2025, dimulai serangkaian pemeriksaan, yang hasilnya harus bagus agar nanti tidak mempengaruhi kesehatan saat operasi. Ada tujuh rangkaian pemeriksaan yaitu: 1. Konsul dokter THT. 2. Konsul dokter gigi. 3. Periksa lab dan X-Ray thorax. 4. Konsul ke dokter Cardio Anak. 5. Konsul dokter Paru. 6. Konsul dokter Anak. 7. Konsul dokter Anestesi. Jika semua hasilnya bagus, seminggu kemudian baru operasi.
Untuk hari Senin dan Jumat, bunda bisa mengantarkan, namun hari lainnya yangti harus ikut membantu. Dan kali ini pertama kalinya saya mengantar cucu untuk pemeriksaan gigi di salah satu rumah sakit di daerah Jakarta Selatan. Seperti yang telah saya duga, pemeriksaan tidak cukup sehari. Hari pertama, dari hasil pembersihan gigi, ternyata ada dua lubang di gigi atas kiri dan kanan. Dan karena memakai BPJS, maka dokter hanya boleh melakukan tidakan setiap hari satu kali. Jadi saya segera mengantar cucu ke sekolah, syukurlah sampai sekolah tepat selesai jam istirahat pertama, sehingga cucuku bisa ikut ulangan. Besoknya saya kembali mengantar cucu ke Rumah Sakit, babe tidak bisa mengantar karena ada meeting. Kami berangkat pagi-pagi, sampai di RS masih pukul 6.15 WIB, loket pendaftaran belum buka. Syukurlah yang mendaftar ke dokter gigi tidak banyak, cucuku mendapat nomor antrian 3. Dokter baru mulai praktek pukul 9.00 WIB. Dan kali ini lebih cepat sehingga saat sampai di sekolah masih jam istirahat. Tinggal satu kali lagi kontrol ke dokter gigi, sambil menunggu jadwal yang kosong (tujuh test telah diatur di RS sehingga tidak dapat diubah), maka bisa tes lab dan X-Ray thorax.
Selanjutnya saya ikut mengantar waktu kontrol ke dokter anestesi, yang merupakan dokter terakhir setelah semua tes dilalui. Dari hasil pemeriksaan, dokter anestesi menyatakan bahwa semua hasil pemeriksaan bagus, sehingga cucuku siap dioperasi. Namun sebelumnya mesti kembali ke dokter orthopedi, untuk konsultasi sebelum dilakukan operasi. Dokter anestasi juga berpesan, cucuku harus menjaga kesehatan agar tidak terkena infeksi (misal, sakit flu), yang dapat berakibat operasi dibatalkan. Dari sini kami kembali ke ruang dokter orthopedi, untuk difoto tulang belakang, kemudian suster dari dokter orthopedi menjelaskan bahwa dokter ingin ketemu dan tatap muka dengan pasien sebelum operasi.
Minggu depannya, saya kembali mengantar cucu menghadap dokter orthopedi. Dokter menanyakan pada cucuku, apakah ada hal yang masih ingin ditanyakan terkait dengan operasi? Cucuku bertanya, kira-kira proses penyembuhan di RS sampai berapa lama. Dokter mengatakan, proses operasi berjalan cukup lama, karena termasuk operasi berat. Proses dirawat di RS antara 5-10 hari. Dokter juga mengatakan bahwa operasi diundur sampai pertengahan Maret 2025, karena dokter syaraf senior yang akan mendampingi operasi berhalangan. Dan karena operasi besar, diperlukan dokter senior, serta berupa tim yang terdiri dari berbagai dokter spesialis.
Dari sini, saya menuju ke bank darah untuk menanyakan bagaimana proses pengambilan donor darah. Apakah pendonor harus siap sehari sebelum operasi, atau pada saat operasi. Petugas menjawab, kami tidak usah khawatir, karena darah golongan O tersedia di RS. Nanti keluarga pasien dapat menggantinya setelah operasi, maksimal 4 hari setelah operasi.
Betapa leganya saya mendengar ini, setidaknya kami tidak perlu pusing memikirkan antara menyediakan pendonor dan menunggu anak dioperasi. Jumlah pendonor akan ditentukan setelah pasien masuk ruang rawat, berapa kebutuhan darah dari pendonor. Dan donor darah dapat langsung dilakukan di bank darah RS tempat cucuku dioperasi.
Saya pulang dengan lega, sekarang menyiapkan kesehatan cucu, agar sehat sehingga operasi dapat berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Bagaimanapun hati tetap deg-degan, karena ini merupakan operasi besar. Semoga operasi nantinya berjalan dengan lancar.