Quantcast
Channel:
Viewing all articles
Browse latest Browse all 391

Mencoba restoran Korea di Toyohashi

$
0
0
Central Library Toyohashi

Sejak pagi hujan gerimis, setelah sarapan dengan Kari masakan Hiro yang enak dan pedas, sebetulnya yang enak adalah ngegoler.  Siangnya Hiro (menantuku) mengajak makan siang di luar. Sebelumnya kami mampir dulu di Central Library Toyohashi, karena Narp dan Hiro ingin mengembalikan buku dan sekaligus pinjam buku yang lain. Terlihat beberapa keluarga sedang menikmati membaca buku di perpustakaan yang tenang,  saya tak mungkin ambil foto di dalam perpustakaan ini. Kondisi ini membuatku iri, betapa senangnya menghabiskan waktu sambil baca di perpustakaan yang tenang dan bersih ini.

Di luar hujan masih gerimis,  kami langsung menuju ke restoran pilihan Hiro yaitu  Moshi Moshi Restaurant yang khasnya adalah masakan Korea. Restorannya tidak besar, namun terasa nyaman, di dalam terdapat beberapa kursi yang sudah terisi. Terdengar obrolan dalam bahasa Jepang, yang saya tak tahu artinya.

Bibimbab

Kami memesan Bibimbab dan Sundubu Jjigae (rasanya seperti makan indomie rebus). Untuk makan bibimbab, telornya harus diaduk lebih dulu. Sambil menunggu makanan disajikan, Hiro mengambil salad yang terlihat seperti bihun, rasanya segar dan agak asam.

 

 

Sundunbu Jjigae

Selesai menikmati makan, Narp bisik-bisik…”Bu, coba toiletnya, bagus deh“, katanya. Saya masuk toilet… ehh tutupnya buka sendiri… dan flush nya ber macam-macam, ada juga yang pakai lagu…wahh cucuku pasti senang…jadi nyoba deh satu persatu. Norak ya…mau foto kok ga enak. Walau tulisan kanji semua, saya hafal kalau menghentikan aliran air adalah pencet kotak merah. Padahal ini berisiko… karena pernah ada yang cerita bahwa tanda kotak  berwarna merah itu adalah alarm untuk memanggil bantuan.

Rencana selanjutnya ke mesjid untuk membeli bumbu dapur….. di tengah jalan perutku sakit sekali. Terpaksa Hiro balik jalan menuju ke Valor ( nama supermarket dan pertokoan)…. saya langsung cari toilet. Dari sini saya minta Hiro mengantar ke apato, mendingan istirahat dulu. Hiro setuju, sekalian dia bisa sholat Duhur dulu, baru kembali lagi untuk beli berbagai keperluan sama Narp.

Saya mengingat-ingat apa yang menyebabkan sakit perut. Mungkin karena masuk angin, maklum penerbangan malam ditunda tiga jam, di bandara yang AC nya dingin sekali, dan saya termasuk tidak tahan AC. Di pesawat, Narp karena tak bisa menemukan “muslim meal” untuk dipesan, memesan Koster yang gedenya minta ampun. Bayangkan makan di tengah malam, jadi saya cuma makan roti sedikit…dan sayangnya saya minum yogurt yang terasa segar. Saya lupa, di perjalanan perutku sering sensitif terhadap makanan, biasanya saya menghindari makan buah banyak atau yang asam-asam karena bisa sakit perut.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 391

Trending Articles