
Buku “Bude Ocie di Maroko” ini menceritakan perjalanan Ocie ke Maroko. Membaca buku Ocie, seperti kita ikut dalam perjalanan nya.
Ocie yang lulusan arsitektur ITB ini mengagumi bangunan-bangunan tua yang masih terawat di Maroko, umumnya berbentuk art deco, kulinernya yang khas, serta kerajinan tangannya yang menarik. Bangunan masjid, dengan ukiran kayunya yang khas, merupakan salah satu budaya Moor di kawasan Maghreb. Kawasan Maghreb merujuk lima negara di Afrika Utara: Maroko, Mauritania, Algeria, Libya dan Tunisia.
Casablanca
Di Casablanca ada dua stasiun Kereta api, Casa Port dan Casa Voyageur. Kereta dari bandara menuju Casa Port, tangga keretanya tinggi, tidak ber AC, dan harus berebut untuk dapat tempat duduk. Hotel Ibis hanya sepelemparan batu dari dinding benteng medina qadim atau kota tua nya. Ocie sempat berjalan-jalan melihat Masjid Hassan II, yang arsiteknya adalah Michel Pinseau, dari Perancis. Masjid ini menjorok ke Samudera Atlantik, merupakan masjid terapung. Minaret masjid ini tertinggi di dunia, dengan ketinggian 210 meter.
Marrakesh
Makanan tradisionil di Marrakesh, antara lain harira soup dan tagine. Harira soup merupakan campuran dari tomat, lentil, kacang tanah dan daging kambing, kemudian diberi potongan jeruk lemon dan potongan daun ketumbar. Sop ini disajikan dengan kurma. Tagine adalah makanan Maroko yang sangat terkenal, cara memasak nya khas, dengan menggunakan panci yang terbuat dari tanah liat dengan tutup yang berbentuk kerucut. Tagine bisa didapat dimana saja, mulai dari tempat makan di pinggir jalan sampai di restoran hotel bintang 5.
Makanan tradisional lain yang populer adalah couscous. Couscous sebangsa pasta gandum yang secara tradisionil dibuat dengan tangan, kemudian dikukus di atas daging dan sayuran. Coucous disajikan seperti tumpeng, daging dan sayuran diatur di pinggir-pinggir nya.
Makanan lain yang menarik adalah Kefta, yang terbuat dari daging cincang, diberi bumbu rempah, ditusuk seperti sate dan dibakar. Disajikan dengan kentang goreng dan salad. Bisa juga disajikan dengan makouda, bola-bola kentang khas Maroko.
Di Marrakesh wajib mengunjungi kota tua nya (old medina), Jemaa El Fnaa. Disini ada konsentrasi yang unik dari budaya Maroko yang dilakukan melalui ekspresi musik, agama dan seni. Di kota tua, souks (pasar/basar tradisionil), dibagi sesuai jenisnya, ada khusus rempah-rempah, khusus buah zaitun, khusus segala hal yang berhubungan dengan kulit (tas, sepatu, sabuk dan lain-lain), berhubungan dengan logam, perunggu dan lain-lain.
Beberapa situs penting di kota tua Marrakesh, seperti Maison de La Photographie, Madrasah Ben Yousseff, Museum Marrakesh. Koleksi foto di Maison de la Photographie sangat menarik. Medersa Ben Youseff , dulunya adalah sebuah madrasah terbesar di Maroko yang dibangun oleh Sultan Ali ibn Yusuf. Ada 130 bilik asrama untuk menampung 900 orang murid, namun sekarang tak digunakan lagi, hanya menjadi situs bersejarah.
Taman Majorelle dimiliki oleh Yayasan Pierre Berge dan Yves Saint Laurent. Yang menonjol bangunan villanya, yang sekarang digunakan sebagai museum dengan warna biru yang khas (majorelle blue).
edina Essaouira.
Di kota tua, dari pintu masuk Moulay Hassan Square, jika ke sebelah kiri, terlihat Essaouira citadel lengkap dengan pelabuhan tua nya, sedang ke kanan adalah medina atau kota tua. Di tengah kota tua essaouira ada masjid, medina ini lebih kecil daripada di Marrakesh, namun lebih enak dikunjungi karena penjual tidak terlalu agresif.
Fes.
Kota Fes bisa dikatakan ibu kota Maroko dari segi budaya, representasi dari musik, makanan dan kerajinan tangan. Fes juga merupakan ibukota niaga di Maroko yang menggabungkan segala sesuatu yang bersifat tradisionil dengan inovasi-inovasi baru. Ocie mengunjungi Bab Boujloud (Gerbang Biru,) Universitas Al Qaraouiyine, Bibliotheque de la Qaraouiyine, Madrasah Bou Inania, Tanneries (Tanery adalah tempat pencelupan kulit yang merupakan salah satu produksi kota Fes).
Gerbang Biru ini adalah salah satu gerbang ke kota tua Fes el Bali yang paling banyak dikunjungi, dibangun tahun 1913, menghubungkan alun-alun Pasha Baghdadi dan medina Fes el Bali. Gerbang berwarna biru ini, yang memberi identitas kota Fes, dibangun dengan langgam Moor, ada 3 (tiga) lengkungan tapal kuda yang simetris, dipercantik dengan ornamen geometris, bunga dan kaligrafi.
Universitas Al Qaraouiyine merupakan universitas tertua di dunia yang ada di Fes, yang masih berfungsi. Awalnya berasal dari mesjid, didirikan oleh Fatima Al Fihri tahun 859. Fatima putri seorang pedagang dari Kairouan, Tunisia. Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tapi juga tempat diskusi agama dan politik, yang kemudian berkembang menjadi universitas.
Bibliotheque de la Qaraouyine, merupakan perpustakaan tertua di dunia, dengan koleksi manuskrip ada yang berumur 12 abad. Madrasah Bou Inania, dibangun oleh Sultan Abou Inan. Ruang masuk madrasah mempunyai atap berbentuk kubah, seperti yang terdapat pada arsitektur Andalusia. Yang menonjol adanya courtyard: lantai terbuka di tengah bangunan) dengan lantai marmer dan di sisi nya ada dua ruang besar untuk sholat. Ukiran kayunya, konon salah satu karya seni budaya Moor yang paling baik di kawasan Maghreb.
Meknes.
Kota tua di Meknes terletak di bukit, ada gerbang yang selalu dikunjungi turis, namanya Bab Mansour (Bab=gerbang, Mansour=kemenangan). Di seberang Bab Mansour ada sebuah museum kecil, Musee Riad Jamai, atau disebut Museum Dar Jamai. Dulunya merupakan sebuah istana tempat tinggal keluarga Jamai yang selesai dibangun tahun 1912. Di museum ini dipamerkan hasil karya orang Maroko pada zaman itu, mulai dari keramik, ukiran kayu, metal, pegangan pintu, barang-barang kulit, perhiasan, pakaian tradisionil maupun karpet. Di Place Hedim (alun-alun Hedim), banyak dijual tembikar. Medina Meknes ini terbagi menjadi banyak souks (pasar) dengan masing-masing kekhasan nya.
Hri es Souani, merupakan lumbung dan kandang kuda zaman Sultan Moulay Ismail. Kota Imperial Meknes (sering dijuluki Versailles-nya Maroko) dibangun oleh Sultan Moulay Ismail, salah satu penguasa dinasti Alawite tahun 1672. Medersa Bou Inania adalah sebuah madrasah atau pusat pembelajaran agama Islam. Madrasah ini didirikan oleh Abu al Hasan Ali ibn Othman (ayah Abu Inan Faris) di tahun 1341. Nama madrasah ini sama dengan yang ada di kota Fes. Dinding, kolom dan pintu di madrasah ini menunjukkan arsitektur Islam yang indah.
Rabat
Kota Rabat adalah ibukota administratif dan politik Maroko sejak kemerdekaannya di tahun 1956. Rabat kota yang menarik karena bisa menggabungkan sejarah dengan modernitas. Di Rabat ada jalan Rue Soekarno, diberi nama ini setelah kunjungan Presiden Soekarno ke Rabat tahun 1960. Kedekatan Indonesia Maroko telah terjalin sejak KAA di Bandung tahun 1955, ketika Indonesia memberikan dukungan penuh untuk kemerdekaan Maroko.
Kasbah Udaya, yaitu benteng bersejarah di kota Rabat yang dibangun pada akhir abad ke 12 dan lokasinya di tepi sungai Bou Regreg. Kasbah ini lokasinya juga berada di tepi Samudra Atlantik Utara. Di benteng ini ada taman Andalusia, tempat piknik penduduk Rabat, terdapat pintu-pintu kayu kuno dengan berbagai macam dekoratifnya.
Menara Hasan Tower, terkenal sebagai landmark kota Rabat, yang terletak di taman Yacoub Al Mansour, seperti nama Sultan yang memerintahkan membangun menara ini beserta masjid nya.