Kami, para alumnus Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Indonesia, yang kemudian menjadi Institut Pertanian IPB, diundang oleh Uni Farida Abdullah (Angkatan 62) dan Bang Daud Husni Thamrin (Angkatan 59), untuk menikmati udara gunung yang segar di lereng Gunung Gede.
Perjalanan ke Ciloto ini sungguh mengasyikkan, karena saya berkesempatan ketemu para dosen senior yang dulu pernah membimbing dan mengajar kami, para senior, sahabat serta para junior, yang semuanya menyatu menikmati kegembiraan tanpa batas dan sekat. Bahkan serasa mengikuti kuliah terbuka di lapangan.
Kami mendapat penjelasan dari pakarnya di lapangan, yaitu bang Syarif Bastari (putra bang Husni Thamrin, IPB angkatan A25), ditambah penjelasan ibu Prof Dr. Ir. Sri Setyati, Msc, pakar hortikultura. Saya salut dengan bu Sri, beliau sudah berusia hampir 80 tahun, namun masih gesit mengelilingi kebun sayur ABBAS Agri di bawah terik matahari, sambil memberi penjelasan pada kami tentang berbagai pepohonan dan tanaman sayuran.
Perkebunan ABBAS Agri didirikan pada tahun 1991, saat ini sehari-hari nya kebun dikelola oleh putranya. ABBAS Agri merupakan singkatan dari Abdullah Bastari, yang saat ini mengkhususkan pada tanaman sayur mayur. Tanaman yang ditanam sebagian besar merupakan bahan-bahan untuk salad, dan 100 persen dijual ke Jakarta untuk hotel bintang empat dan lima, serta untuk perusahaan airlines catering. Kebun ini luasnya 12 ha, sebagian besar untuk tanaman produksi (60%) dan sisanya untuk infrastruktur pendukung. Jenis sayuran yang dijual ada sekitar 50-60 jenis sayuran.
Pernah kebun ini ditanami tanaman paprika, pada saat itu belum banyak yang menanam paprika, sehingga keuntungannya sangat lumayan. Namun menanam paprika ini hanya bertahan 5 tahun, karena risikonya sangat tinggi. Wilayah Kebun ABBAS Agri, dikenal sebagai daerah lorong angin, karena seringnya terkena angin kencang (badai), beberapa kali angin telah memporak porandakan tanaman di green house.
Dijelaskan oleh Uni Ida, kerusakan tanaman di green house masih mudah diperbaiki, namun tantangan terberat adalah untuk menangkal hama. Setelah konsultasi dengan konsultan Belanda, disarankan menggunakan predator yang diimpor dari negeri Belanda, ternyata pada saat ada predator hamanya tidak datang, namun setelah predator pergi, hama kembali menyerang.
Setelah melalui berbagai pengalaman sekian puluh tahun, akhirnya diputuskan untuk menanam tanaman yang lebih sesuai dengan iklim dan jenis tanahnya, yang mudah diserap pasar, serta jika permintaan pasar berlebih, maka dapat mengambil dari petani mitra kebun yang selama ini telah dibina oleh ABBAS Agri. Dan agar kebun hortikultura dapat mencapai BEP (Break Even Point) dan mandiri, minimal diperlukan 10 hektar. Memang, apabila menanam sendiri keuntungannya akan lebih besar, namun risikonya juga lebih besar.
Jenis tanaman yang ditanam saat ini, antara lain: rosemary (untuk makanan Italy), frizee (untuk salad), Zuchini, thyme, basil, cury, pokcai, coreander (daun ketumbar), kol merah dan berbagai sayuran lainnya.
Saat tanaman siap panen, maka akan dipanen dari pagi hari sampai dengan jam 15.00 wib, disortir, kemudian dibawa ke Jakarta, untuk disortir lagi, dan jam 11.00 wib keesokan harinya harus sudah siap di hotel. Kegiatan ini tanpa menggunakan fasilitas pendingin sehingga memerlukan kecepatan dan ketepatan, agar sayuran tetap segar.
Tenaga kerja terdiri atas 75 orang di kebun Ciloto dan di Jakarta 50 orang. Kebun ini dibagi menjadi 4 (empat) blok outdoor dan 1 (satu) blok indoor. Satu blok terdiri atas 40-50 patok, satu patok adalah 20×20 meter persegi. Setiap supervisor mengepalai satu blok.
Kebun ini tidak menanam tanaman organik, pernah dicoba, hanya bertahan tak sampai satu bulan, tanaman hancur diserang oleh hama. Oleh karena itu kebun menggunakan penyemprotan dengan cara dikendalikan.
Cara pengendalian pestisida ini diaudit setiap tiga bulan sekali oleh lembaga audit, yang ditunjuk oleh para customer nya, yang semuanya merupakan hotel bintang 4 dan 5, serta perusahaan airlines nasional.
Lembaga audit ini akan menghitung residu dari setiap jenis tanaman yang ditanam, dan karena umur sayuran cepat dari saat ditanam sampai dengan panen, maka sebetulnya ABBAS Agri ini diaudit nyaris setiap minggu tanpa henti, tanpa mengenal hari libur atau hari besar. Sampai saat ini, ABBAS Agri tidak mendapat pinjaman dari pihak luar.
Karena irigasi menggunakan full automatic mahal, kebun ABBAS menggunakan semi teknologi, yaitu menggunakan bak penampung air, untuk menyimpan air, yang kemudian dialirkan melalui pipa-pipa ke seluruh tanaman.
Dari perjalanan selesai mengelilingi kebun, kami disambut dengan berbagai minuman hangat dan dingin serta kue-kue. Dan tentu saja perkenalan setiap angkatan, dari mulai IPB minus (maksudnya masih Faklutas Pertanian UI), sampai dengan angkatan termuda (Angkatan ke 15 IPB) yaitu masuk IPB tahun 1978.
Setelah acara ramah tamah, menyanyi dan menari bersama, diakhiri dengan sholat dan makan siang. Sungguh saya menikmati bertemu para guru, senior, sahabat, junior yang dulu sama-sama berjuang dan bergembira di kampus yang sama. Waktu makin sore, akhirnya jam 15.00 wib para peserta yang naik bis rombongan Jakarta dan Bogor, serta yang menggunakan kendaraan pribadi, pamit kepada tuan rumah, dengan ucapan terimakasih telah bersedia menerima kami dengan sambutan yang ramah tamah.
Pesan bang Husni “ jika telah tua, seringlah bertemu dengan teman-teman sebaya, hanya itulah yang membuat semangat tetap menyala”.
