Quantcast
Channel:
Viewing all articles
Browse latest Browse all 391

Jalan-jalan: Wisata apa yang dapat anda kunjungi selama di Samarinda?

$
0
0

Wisata Kuliner.

RM Akmal terkenal dengan sop Palumara dan masakan ikannya.

RM Akmal terkenal dengan sop Palumara dan masakan ikannya.

Pergi ke kota Samarinda, yang tak boleh dilewatkan adalah mencoba berbagai makanan khas daerah ini. Ada berbagai restoran yg layak dicoba. Untuk masakan ikan, anda bisa mencoba restoran Akmal di jalan Awang Long, serta Pondok Borneo. Jangan lupa anda bisa mencoba soto Banjar Hajah Wati, yang terletak di jalan Gatot Subroto.

Soto Banjar Hajah Wati

Soto Banjar Hajah Wati

Yang dinamakan soto Banjar adalah soto Banjar dengan ketupat, diberi irisan bawang goreng dan emping mlinjo. Namun jika anda memesan nasi dengan lauk soto Banjar, namanya menjadi “Nasi Sop”.

Barongko dan Babongko

Barongko dan Babongko

Kue khas daerah ini adalah babongko (bubur sumsum gula merah dengan daun suji), barongko (tepung dengan pisang serta santan, seperti kue nogosari di Jawa, tapi pisangnya dilembutkan menyatu dengan tepungnya, kalau di daerah Sunda disebut paes pisang), lidah sapi (ketiganya ada pula dijual di warung Hajah Wati).

Lidah sapi, rasa gula merahnya sangat khas

Lidah sapi, rasa gula merahnya sangat khas

Saya dikasih tahu ada yang namanya kue cincin, namun tak sempat mencicipinya.

Pare Barendam

Pare Barendam

Saat mengajar dan sedang coffee break, saya mencoba sarabai dan Pare Barendam. Makan sarabai ditaburi abon ikan…rasanya sungguh nikmat.

Buah Lai (Durian hutan yang berwarna oranye), konon katanya rendah kolesterol.

Buah Lai (Durian hutan yang berwarna oranye), konon katanya rendah kolesterol.

Untuk buah, saya baru ketemu durian hutan atau lebih dikenal dengan nama buah Lai, warnanya oranye. Tidak mengandung alkohol seperti pada buah durian yang umum, dan konon katanya kolesterolnya rendah.

Mata Kucing atau Ihau

Mata Kucing atau Ihau

Ada juga buah yang disebut dengan nama Mata kucing atau Ihau, yang rasanya seperti klengkeng.

Wisata Budaya

Di depan rumah Lamin, rumah adar suku Dayak Kenyah.

Di depan rumah Lamin, rumah adat suku Dayak Kenyah.

Kami mengunjungi wisata budaya di desa Pampang, yang dikenal sebagai komunitas dari suku Dayak Kenyah. Disini saya bertemu dengan telinga panjang, telinganya mencapai bahu akibat memakai anting yang berat bertahun-tahun.

Tangga masuk Rumah Lamin.

Tangga masuk Rumah Lamin.

Jika hari Minggu (orang Dayak Kenyah hari lainnya bekerja dan tidur di ladang), ada pertunjukan tari2an. Sayang pada saat itu pertunjukan ditiadakan, karena Kepala Suku Adat Dayak baru meninggal seminggu sebelumnya, serta benderanya belum kembali ke Rumah Lamin (rumah besar adat Dayak).

Atap Rumah Lamin

Atap Rumah Lamin

Akhirnya kami hanya berjalan – jalan  melihat Rumah Lamin, hiasan2nya, dan uniknya ketela pohon  daun nya runcing – runcing, berbeda dengan yg saya lihat selama ini.

Ukiran khas Dayak Kenyah.

Ukiran khas Dayak Kenyah.

Kerajinan khas Suku Dayak Kenyah.

Kerajinan khas Suku Dayak Kenyah.

Kaum perempuan Dayak membuat asesoris berupa tas, dompet, kalung, gelang dan topi. Bahannya dari batu2an yg dilukis dan diwarnai, atau dari manik-manik.

Wisata kerajinan

Kampung tenun di Samarinda Seberang.

Kampung tenun di Samarinda Seberang.

Saya diajak teman asli Samarinda untuk mengunjungi Kampung Tenun, yang merupakan binaan BI di daerah Samarinda Seberang.

Rumah adat di Kampung Tenun

Rumah adat di Kampung Tenun

Disini juga ada rumah adat, yg kebetulan baru direnovasi. Rumah adat disini merupakan rumah panggung yang dibangun dari kayu ulin, yang jika kena air makin keras.

Bu Nur sedang menenun kain sarung khas Samarinda.

Bu Nur sedang menenun kain sarung khas Samarinda.

Menenun sarung khas Samarinda, membutuhkan waktu cukup lama, sekitar 3 bulan, wajar jika harganya mahal. Namun setelah jadi memang indah sekali.

Wisata alam

Air terjun Tanah Merah, di depan nya ada patung naga dan kera hidung merah.
Air terjun Tanah Merah, di depan nya ada patung naga dan kera hidung merah.

Wisata alam yg saya kunjungi adalah Air Terjun Tanah Merah. Saat itu sedang hujan deras, sehingga air terjun nya cukup besar. Untuk mencapai lokasi air terjun ini jangan dibayangkan harus naik lereng gunung dengan medan yg berat, namun dapat dicapai dengan kendaraan roda empat, dan langsung mencapai lokasi air terjun tsb.

Menurut legenda setempat, dibawah air terjun ada kerajaan naga yang besar sekali, sehingga siapapun yang berenang persis di bawah air terjun tersebut akan tersedot air dan tenggelam. Terdapat patung naga dan kera berhidung merah, sayang karena hujan, kera nya tak mau keluar.

Wisata religi

Islamic Centre Samarinda, yang mampu menampung 40.000 jemaah.
Islamic Centre Samarinda, yang mampu menampung 40.000 jemaah.

Islamic Center sungguh besar dan indah. Tak puas saya memandangnya. Setelah berfoto dari segala sudut, saya sholat  masjid di dalam nya. Selesai sholat, saya mengambil gambar di dalam masjid.

Pasar Pagi Samarinda.
Pasar Pagi Samarinda.

Besok paginya, saya dan  teman  jalan kaki ke Pasar Pagi, yang jaraknya hanya tiga blok dari hotel. Ani membeli mukena kecil, harganya lebih mahal dibanding pasar Mayestik. Banyak penjual buah Lai, warna dagingnya yg oranye terlihat dari kulit yang merekah. Di depan pintu masuk ada penjual buah bintik-bintik hitam diatas kulit buahnya yang kuning,  rasanya seperti klengkeng, saya beli dua kg harganya Rp.35.000,-.

Kami jalan terus melewati Mal “Mesra Indah” yg merupakan Mal pertama di Samarinda. Setelah tanya-tanya akhirnya kami pulang naik taksi (istilah angkot di kota Samarinda), turun di depan SCP (Samarinda Central Plaza), yang letaknya dekat hotel kami menginap.



Viewing all articles
Browse latest Browse all 391

Trending Articles