Setiap bulan sekali, saya ikut pengajian yang para anggotanya adalah teman-teman yang dulu tetangga saat masih aktif bekerja dan tinggal di rumah dinas, ditambah teman-teman alumni IPB (khususnya Dara APIPB). Diawali yang hadir hanya di bawah 20 orang, pada tahun 2012, grup kami yang diberi nama Majelis Taklim Nur Sakinah (MTNS) saat ini anggotanya sekitar 60 orang.

Pengajian rutin diselenggarakan di rumah salah satu teman, yang rumahnya luas dan berada di lokasi yang mudah dicapai dari manapun. Maklum anggota pengajian ada yang rumahnya di Bekasi, Bogor, Depok, Ciputat dan lain-lain. Kesibukan saya akhir-akhir ini, membuat rencana mau menulis tentang kunjungan dan pengajian dimasjid Istiqlal tertunda terus. Sebetulnya MTNS pernah melakukan pengajian di beberapa masjid, dilanjutkan sholat Duhur berjamaah dan kemudian makan siang bersama.


Pada hari Sabtu, tanggal 26 Oktober 2024, akhirnya rencana yang digagas cukup lama, untuk melaksanakan pengajian di masjid Istiqlal dapat berlangsung dengan lancar. Pengajian dipimpin oleh Ustaz H. Solihin Bunyamin Ahmad, Lc., MAg, dengan teman “Persiapan Menjadi Insan yang Husnul Khatimah.” Waktu pengajian pukul 9.00 sampai dengan 11.30 WIB.
Saya sendiri belum pernah masuk ke masjid Istiqlal (parah ya), walau pada akhir tahun 1980 sampai dengan November 1985, saya selalu melewati jalan di samping masjid yang agung ini dalam perjalanan pergi dan pulang ke kantor. Kemudian kantor saya pindah ke jalan Sudirman. Setelah pensiun, dan sempat menjadi bendahara Yayasan Kesejahteraan Pensiunan di salah satu BUMN sampai dengan akhir tahun 2022, kembali seminggu tiga kali saya melewati masjid Istiqlal ini. Dan saya belum pernah sholat di masjid ini…. payah ya. Bahkan kedua anak saya saat masih kecil pernah diajak tante dan omnya yang datang dari luar kota, untuk sholat Ied di sini.

Dari kantor saya jaraknya tidak sampai satu km, namun entah kenapa tidak pernah terpikir untuk masuk ke masjid ini. Mungkin karena merasa tinggal di Jakarta dan tiap hari dilewati, akan ada kesempatan jika memang niat ke sana. Padahal niat ini perlu, seperti contohnya, saya juga belum pernah memasuki dan menaiki Monas….padahal dulu setiap hari Sabtu pagi (sebelum hari Sabtu libur), kantor saya melaksanakan Senam Kesegaran Jasmani atau SKJ (dulu diwajibkan ya zaman Presiden Suharto) di halaman Monas.

Jadi kali ini saya harus benar-benar menyempatkan hadir, untuk itu saya mempersiapkan diri, menjaga kesehatan, agar bisa ikut pengajian di masjid Istiqlal ini. Semalam sebelumnya saya merasa tenggorokan gatal-gatal…waduhh gawat ini. Segera saya minum obat, kemudian kumur-kumur, berharap besoknya sudah sehat. Walau tenggorokan masih terasa gatal-gatal ( ahh mesti selalu mengingatkan diri sendiri nih, agar tidak banyak makan krupuk, walau digoreng sendiri), di pagi hari Sabtu yang cerah, saya berangkat ke masjid Istiqlal. Saya menunggu bu Laeli di Citos, agar bisa berangkat bersama-sama.

Ini pertama kalinya saya menginjak masjid Istiqlal, rasanya terharu sekali akhirnya bisa masuk ke masjid ini. Saya dan bu Laeli memasuki masjid lewat pintu 35. Pengurus masjid benar-benar telah mempersiapkan acara, dengan menempelkan spanduk dan kursi yang tertata rapi… woo surprised.
Saya segera mengambil wudhu untuk sholat sunnah, bersilaturahmi dengan teman-teman yang sudah hadir sambil menunggu Ustaz yang akan ceramah. Camilan telah tersedia, jadi yang belum sarapan bisa mengisi perut. Terima kasih pengurus MTNS, bu Gayatri, bu Saniarti, bu Mudjiharti serta pak Heriyanto.
Tema yang dibahas sesuai usia kami, yang sudah pensiunan, agar menjadi semakin baik dalam mempersiapkan diri menghadap Allah SWT. Tema yang sangat menarik dan bermanfaat, sayang waktu terbatas. Pengurus masjid telah menyediakan sholat di dekat lokasi tausiah, mengingat banyak anggota MTNS yang sudah sepuh, sulit untuk naik turun tangga. Saya dan beberapa teman berpikir, sudah sampai di sini, kenapa nggak naik ke lantai 2 (dua) tempat masjid untuk sholat berada?

Selesai wudhu, saya dan bu Nova menuju lantai 2, pelan-pelan naik tangga dengan berpegangan pada rel ( kelihatan usianya ya …), menuju lokasi masjid. Ternyata sudah ada bu Laeli dan bu Loesin di sini. Ahh senangnya…… Interior masjidnya indah, saya segera mengambil Hp untuk memotret. Tidak lama adzan terdengar dan kami mengikuti sholat Duhur dengan khusuk.

Selesai sholat, kami berfoto untuk kenang-kenangan. Kemudian kembali ke lantai 1 ( satu) ketemu dengan teman-teman, dan makan siang menu nasi Padang Sederhana. Ahh nikmatnya…. mendapat ilmu, bersilaturahmi dengan teman-teman semasa masih aktif kerja dan dengan teman-teman Dara APIPB (teman-teman yang pernah menjadi penghuni Asrama Putri IPB). Kami mengobrol sambil menikmati makanan. Setelah selesai kami saling berpamitan, mendoakan agar semua sehat, dan bisa bertemu lagi di pengajian berikutnya.
Alhamdulillah ya Allah…akhirnya saya sempat sholat di masjid Istiqlal. Saya berpisah dengan bu Laeli di Citos. Mampir dulu di toko roti TLJ kesukaan Ara, membeli beberapa roti, kemudian naik taksi ke rumah.