Quantcast
Channel:
Viewing all articles
Browse latest Browse all 391

Belanja oleh-oleh di Pasar Bawah Pekanbaru

$
0
0

Sore nanti kami kembali ke Jakarta, dan karena hari Jumat maka kami harus memperhitungkan waktu, karena driver  harus sholat Jumat. Pagi hari setelah sarapan di Novotel Pekanbaru, saya menanyakan jam berapa paling telat bisa check out?  Mas nya menjawab check out jam 12 siang tapi bisa mundur sampai jam satu siang. Berarti tak masalah, kami bisa pergi ke Pasar Bawah sekitar dua jam, kemudian bisa sholat Duhur jam 12.30 wib kemudian chek out.

Pasar Bawah Pekanbaru.

Teman yang bertugas di Pekanbaru menanyakan, apakah kami bisa bertemu untuk sama-sama makan siang sebelum ke bandara? Temanku menjawab, kami bisa ketemu asal makannya di restoran yang dekat arah bandara agar tidak telat.

Jadi, pagi itu kami menuju Pasar Bawah Pekanbaru. Pasar ini sangat terkenal, apalagi zaman sekitar tigapuluhan tahun lalu, karena di pasar ini banyak dijual barang impor dengan harga sangat miring. Saya penasaran seperti apa situasi Pasar Bawah ini sekarang. Konon di Pasar Bawah sekarang, banyak dijual barang-barang impor produksi Malaysia.

Ayoo diborong

Hari masih pagi saat kami sampai di Pasar Bawah. Kami langsung menuju lantai 2 (dua), pas di lorong pertama dekat tangga lantai 2 (dua), ada penjual kain khas Riau. Kami mampir ke sini, sambil mengobrol dan saling berkabar tentang situasi di Pekanbaru, akhirnya kami membeli beberapa kain sarung khas Riau untuk oleh-oleh teman terdekat, maklum bagasi juga terbatas.

Berbagai kain khas Riau

Toko ini saya lihat barang dagangannya lengkap, harganya juga relatif tidak mahal. Ada berbagai jenis barang yang dijual, dari yang harga murah sampai yang paling mahal. Si Abang juga bercerita kalau bu Khofifah (sekarang Gubernur Jawa Timur) dulu sering mampir ke sini untuk memborong kain-kain khas Riau.

Berbagai jenis oleh-oleh di lantai 1 Pasar Bawah.

Dari lantai dua, kami turun ke lantai satu, teman saya langsung menuju tempat untuk membeli Milo, konon Milo buatan Malaysia lebih kental dari Milo Indonesia. Karena bukan penyuka Milo, saya hanya membeli coklat almond untuk cucu. Sebetulnya pengin juga beli yang lain, tapi males  karena membawanya berat, maklum setelah faktor “U” ini tidak boleh membawa barang berat lagi.

Penjual ikan kering

Dari sini kami menuju pasar tempat menjual ikan teri, siluang (mirip ikan wader di Jawa), jambal ….. dan ternyata ada ikan baung asap. Saya pengin beli tapi nanti masakanku belum tentu bisa seenak masakan di RM Tapak Lapan Baru Bangkinang. Temanku membeli ikan asap baung ini …. dan nantinya saya ikut menikmati hasil masakan koki temenku, yaitu sayur daun singkong dengan ikan asap baung.

Selesai berbelanja, kami segera menuju hotel karena driver mau sholat Jumat dan kami masih harus merapihkan koper,  yang makin sesak setelah ditambah barang belanjaan dari Pasar Bawah. Selesai sholat Duhur, kami segera turun untuk chek out dan menunggu driver di lobby.

Pos Polisi Gurindam 3

Kami langsung menuju bandara, kebetulan janji temu di restoran searah dengan bandara yaitu Pondok Masakan khas Melayu di jl. Sudirman Pekanbaru. Di perjalanan, kami melewati pos polisi Gurindam 3.

Kata temanku, nama pos polisi di Pekanbaru ini semuanya dinamakan dengan nama gurindam 1 sampai dengan gurindam 12. Hal ini disebabkan di sini tempat lahirnya gurindam 12, tepatnya  di pulau Penyengat, yang termasuk Propinsi Riau.

 

Makan siang bersama teman-teman di Pondok Masakan Khas Melayu

Sampai di restoran teman-teman sudah berkumpul dan masakan telah siap, jadi kami langsung menikmati masakan sambil cerita, mengenang saat-saat kami masih satu Divisi dulu. Betapa dulu saat mengalami hal-hal yang berat, rasanya begitu berat,  setelah berlalu menjadi kenangan manis karena bisa menyelesaikan tugas berat tersebut.

Mirip sayur lodeh tapi rasanya lebih ringan

Rasa masakan di restoran ini sungguh enak, saya jadi jatuh cinta deh sama masakan Melayu. Rasanya lebih ringan dibanding masakan Minang, sehingga lebih pas untuk seleraku.

Sayur daun pakis

Sayur daun pakisnya sungguh sedaap, juga sayur yang dimasak mirip lodeh tapi lebih ringan…benar-benar mak nyuuz.

Tak terasa kami harus segera menuju bandara kalau tak ingin ketinggalan pesawat. Kami berpamitan, saling mengucapkan doa semoga semua sehat dan bisa ketemu lagi.

Sungguh menyenangkan perjalanan ke Pekanbaru, ketemu teman-teman lama yang menyenangkan, menikmati masakan Melayu yang sedap, juga  wisata alam dan budaya nya yang menarik. Hmm semoga bisa kembali ke sini, sepertinya masih banyak tempat yang belum sempat di explore.

 


Viewing all articles
Browse latest Browse all 391

Trending Articles