Walau waktunya sempit, kita tetap bisa menikmati perjalanan jika kita berada di suatu kota yang jarang kita datangi. Kali ini kami hanya punya waktu setengah hari saat datang pertama kali, serta di sore hari selesai Pelatihan. Kemana kita akan menikmati kota Khatulistiwa ini? Kali ini kami hanya menikmati suasana di sekitar kota Pontianak saja.
Setelah makan siang di RM Pak Amat yang menyajikan masakan ikan kakap merah khas Kuala Mempawah, kami segera menuju Rumah Betang. Saat disini mendung mulai menggelayut, kami segera mengambil foto Rumah Betang ini. Kondisi Rumah Betang masih sama seperti tiga tahun lalu saat saya ke sini, pohon-pohon yang tumbuh masih kecil. Yang membuat sedih adalah, bagian bawah Rumah Betang dipenuhi penjual makanan, serta parkir mobil persis di depan nya sehingga mengurangi keindahan Rumah Betang, yang merupakan rumah khas suku Dayak ini. Di sebelah kiri Rumah Betang ada gedung berwarna warni yang menarik minat saya, rupanya Gedung Arsip.
Hujan mulai menetes, kami segera menuju Taman Kapuas, yang letaknya persis di sebelah sungai Kapuas. Taman ini terlihat bersih dan terawat, banyak keluarga menikmati taman ini.
Sebelum ke Taman Kapuas, kami melewati air mancur dan sebelah kirinya ada Tulisan Taman Digulis Pontianak, entah apa artinya. Saya mencoba menanyakan kepada beberapa orang, tetap tidak mendapatkan arti yang sebenarnya.
Kembali ke taman Kapuas, kami bisa menikmati Tugu Khatulistiwa dalam versi lebih kecil. Dan menikmati taman ini sambil memandang sungai Kapuas yang lebar dan jernih sungguh membuat perasaan segar.
Kota Pontianak sangat berbeda dengan kedatangan saya beberapa tahun sebelumnya, jalan nya terawat, banyak pepohonan.
Menurut pak sopir, Gubernur dan Walikota sangat memperhatikan kebersihan dan kehijauan kotanya.
Sambil pulang kami memutari kota, melewati bangunan Gereja Katedral Santo Yosef, kemudian melalui kota lama.
Kami berhenti berhenti sebentar di masjid Mujahidin yang indah dan bersih. Semoga bangunan-bangunan ini tetap terawat sehingga bisa dinikmati.
