Setelah mengajar sehari di Medan, saya melihat jadual dan ternyata masih punya waktu untuk jalan-jalan di kota Medan sebelum berangkat ke bandara Kualanamu. Tentu saja tujuan pertama adalah mencari oleh-oleh sesuai pesanan teman, yaitu bika Ambon Zulaikha dan bolu Meranti.
Saat sampai di Kesawan (sekarang jalan A Yani), saya terpukau dengan bangunan kuno di sepanjang jalan A Yani ini, benar-benar indah dan terawat. Di jalan A Yani no 105 ini terletak rumah Tjong A Fie, seorang Mayor Cina yang melegenda, kini rumah kediaman nya menjadi salah satu ikon dan simbol sejarah multi etnis di kota Medan.
Di museum dan cagar budaya seluas 6000 meter persegi ini, dan umurnya lebih dari seabad, arsitekturnya gabungan antara Cina, Melayu dan Eropa. Saat saya datang belum ada tamu lainnya, tak lama kemudian ada rombongan lain. Tiket masuknya Rp.35.000,- per orang.
Dengan ditemani guide, kami berjalan-jalan menikmati keindahan masa lalu. Ruang tamu mansion ini terdiri dari 3 (tiga), ada ruang tamu untuk tamu-tamu Eropa, ada ruang tamu untuk keluarga, serta ada ruang tamu untuk menerima Sultan Melayu.
Rana (pembatas ruangan) dari kayu bertatah emas, terbayang dulunya pasti sangat gemerlapan. Lantainya masih terdiri dari keramik tempo doeloe, seperti keramik di Istana Maimoon.
Kami juga melihat kamar Tjong A Fie yang masih tertata seperti saat dia masih hidup, lengkap dengan tempat tidur dan kelambunya.
Ruang makan lengkap dengan set piring makan dan gelas yang tertata dengan keramik kuno yang asli.
Tangga menuju ke lantai atas berupa kayu yang terawat. Di lantai dua ini terdapat balairung yang digunakan untuk pesta dansa dengan teman-teman Eropa Tjong A Fie. Rumah Tjong A Fie ini terdiri dari dua lantai, dan 20 kamar tidur.
Pada dinding terlihat lukisan, seperti yang saya lihat pada lukisan dinding di kraton Kasepuhan Cirebon.
Di Dapur terdapat tungku dari kayu untuk memasak, yang menarik adalah diberi cerobong sampai ke atap sehingga asapnya tidak memenuhi dapur. Pintu dan jendelanya sangat khas, lebar dan tinggi dengan warna hijau gelap dengan kuning muda.
Sungguh menyenangkan melihat-lihat mansion ini dan membayangkan zaman saat itu. Sayangnya, karena hanya sendirian, saya tak membawa kamera sehingga foto-foto yang saya ambil hanya menggunakan kamera hape. Dan saya tak bisa memotret secara keseluruhan Tjong A Fie dari depan, karena tertutup oleh gapura.
