Quantcast
Channel:
Viewing all articles
Browse latest Browse all 391

Eco tour A 678-Hari Kedua di Cirebon, jalan-jalan sambil menambah pengetahuan

$
0
0
28 Maret 2015
Pagi-pagi saya mendapat WA, teman-teman mengajak jalan pagi. Saya tidak bisa ikut karena merasa pusing, apalagi hari ini rencananya kami akan jalan seharian dan malamnya menuju kota Pekalongan. Rupanya yang jalan-jalan selain melihat kota Cirebon di pagi hari, juga mampir ke pasar, jadi di restoran di lobby hotel Amaris saya ikut mencicipi serabi, dan buah-buah an yang dibawa teman-teman hasil belanja ke pasar. Selesai makan pagi, rombongan menuju Goa Sunyaragi. Panas yang menyengat tak membuat kami patah semangat, namun belajar dari pengalaman kemarin, kali ini saya tak membuntuti guide, apalagi medan nya lumayan naik turun, meloncati blok-blok yang di bawahnya ada air.
Di depan Goa Peteng
Di depan Goa Peteng
A678 di Goa Sunyaragi
A678 di Goa Sunyaragi
Goa Sunyaragi ini dulunya merupakan tempat para putra putri Raja untuk berolah ketrampilan dalam adu ketangkasan, untuk membela negara jika terjadi serangan musuh.
Ada banyak goa di situ yang fungsinya bermacam -macam, ada goa pengawal tempat para pengawal, selain berjaga juga untuk bersemedi.
Disitu terlihat juga ada undak -undakan untuk melihat adu ketangkasan diantara para putra Raja, serta para pengawal.
Alas kepala, untuk diekspor ke Jepang
Alas kepala, untuk diekspor ke Jepang
Dari Goa Sunyaragi, kami menuju Rumah Batik Indonesia, disini harganya sudah pasti, sehingga kami bisa memilih sesuai selera dan keterbatasan kantong. Saya hanya membeli beberapa, dan terutama membeli baju untuk oleh-oleh cucu. Dari sini kami mengunjungi industri rotan, melihat bagaimana proses produksi dilakukan.
Sebagian proses produksi dari bahan baku sampai menjadi bahan setengah jadi dikerjakan oleh mitra kerja yang tersebar di Cirebon maupun kota-kota lain. Produk rotan olahan berupa furniture semuanya dieksport ke Eropa dan Jepang.
Menikmati empal gentong
Menikmati empal gentong
Puas melihat industri rotan, kami menuju empal gentong H. Apud yang terkenal di kota Cirebon, untuk makan siang.
Sebagian memanfaatkan waktu dengan sholat Dhuhur. Setelah perut kenyang, kami menuju pusat oleh-oleh makanan khas Cirebon Daud.
Saya hanya duduk-duduk sambil menikmati minuman gula asem yang disediakan toko Daud ini. Dari sini, rombongan menuju tempat kerajinan batik Trusmi. Di sini kami benar-benar dipuaskan dengan berbagai ragam corak batik, dengan harga terjangkau. Yang tadinya tak berniat belanja, akhirnya belanja juga.
Daag Cirebon
Daag Cirebon
Dari kerajinan batik Trusmi, kami langsung menuju stasiun Cirebon. Kami diberi ruangan VIP, yang ber AC…terimakasih pak Kepala stasiun. Karena ada teman yang sakit, sehingga kawatir jika berjalan jauh, apalagi kereta api hanya berhenti sekitar 3 (tiga) menit, tour leader berusaha menemui Kepala Stasiun.
Akhirnya kami dibantu oleh satpam yang mendorong kursi roda untuk teman yang sakit, dan membantu sampai ke gerbong. Perjalanan ke Pekalongan dengan kereta Gumarang kami lalui dengan makan nasi jamblang yang sedap sekali.
Kebetulan hari itu adalah peringatan hari bumi, sehingga antara jam 21.30 sd 22.30 wib lampu dimatikan untuk menghormati hari bumi. Kami dijemput dengan dua kendaraan dari Hotel Horison, sebagian teman memilih berjalan kaki, karena letak hotel Horison berada dekat dengan stasiun Kerata api Pekalongan.
Memperingati hari bumi di Lobby Hotel Horison
Memperingati hari bumi di Lobby Hotel Horison
Sampai hotel lampu gelap, hanya lilin-lilin yang menyala di lobby hotel. Syukurlah kami masih bisa menggunakan lift, asalkan di kamar hanya menyalakan lampu kecil sehingga tetap menghormati hari bumi.
Ada hal menarik dalam mengatur perjalanan yang menyenangkan, saya harus mengacungkan jempol pada teman saya Tinoek Sekartjakrarini,  yang telah membuat itenerary menarik buat teman-teman nya.
Temanku ini sebenarnya menjadi penyelenggara tour dadakan khusus untuk teman-temannya, sejak perjalanan pertama ke Kuala Lumpur (tahun 2012), ke Thailand (2013), camping di Tanakita (2014) dan kali ini Eco tour ke Cirebon-Pekalongan.
Peserta yang asalnya “agak homogen”, diawali oleh pertemanan sejak mahasiswa Faperta IPB angkatan ke 7, 8, dan 9 kemudian melebar ke teman-teman dan saudara dari A678, maka itenerary nya harus dibuat semenarik mungkin, tidak sekedar jalan-jalan, namun juga menambah pengetahuan. Dan kami ingin lebih mengenal Indonesia yang wilayah nya luas, budaya nya sangat beragam, dan alamnya sungguh indah.
Ini kutipan komentar Tinoek pada facebook nya: ” Ini uji coba ‘eco-tour‘ ke teman-teman sendiri. Meski teman sendiri,  mereka adalah para profesor yang masih aktif mengajar dan meneliti. Juga mantan direktur di kementerian n LIPI, kepala dinas, banker, ibu pejabat marinir dan lain-lain. Jadi ketika mendesain tour ini selain ada muatan rekreasi juga ada unsur pembelajaran. Tak heran ketika meninjau pabrik rotan pertanyaan SVLK, lacak balak, obat pengawet, jamur  dan lain-lain nya muncul. Yang ditanya harus pula memiliki pengetahuan yang luas dan dalam tentang produknya. Bahkan teman-teman sampai ‘tega’ menanyakan SDM dan kemitraan yang dibangun dengan masyarakat dalam menjaga kualitas proses dan hasil produksinya. Bagaimana pengusaha tetap harus mampu menjaga kualitas produknya.
Seru karena teman-teman kini juga jadi lebih menghargai batik sebagai produk kreatif dan ketrampilan khusus. Mereka mencobanya sendiri betapa sulitnya membatik. Teman-teman juga senang ketika di ketinggian >1500m dpl setelah melewati pemandangan indah hutan hujan tropis dan sawah berundak-undak seperti di Bali.
 Betapa gembiranya mereka ketika disambut kesenian kuda kepang dan menikmati makan siang nasi hitam, sayur pakis, ikan goreng, ayam kampung yang gemuk dan empuk dengan ‘dessert’ kolak singkong gula aren. Rasanya bertambah nikmat karena makannya di bawah tenda terbuka yang dibuai oleh semilir angin. Selain menikmati minuman jahe gula aren, teman-teman juga mencoba asem gula aren yang segar di desa Petungkriyono.  Teman-teman juga mencoba makan empal gentong, nasi jamblang, nasi megono dan tauco (soto khas Pekalongan). Banyak pengetahuan baru yang diperoleh teman-teman sambil berekreasi. Budaya dan alam. Hakekat eco-tour yg kami gagas.”


Viewing all articles
Browse latest Browse all 391

Trending Articles