Sebelumnya, saya selalu ketawa kalau melihat foto-foto yang ada di fesbuk, yang menggambarkan pertemuan antara teman SMP. Rasanya hal yang tak mungkin terjadi bagi saya, untuk reuni SMA saja saya cuma datang sekali dan itu sudah lebih dari duapuluh tahun lalu, apalagi reuni SMP. Tapi sejak ada fesbuk, rupanya ada teman yang giat menghubungi teman-teman lainnya, menyatukan kepingan-kepingan yang akhirnya berhasil menyatukan teman-teman seangkatannya dulu. Sayangnya acara diadakan di kota kelahiran saya, yang kalau naik kereta membutuhkan waktu lebih dari 12 jam, hal yang sulit bagi saya karena pasti punggung pegal sekali.
Kenangan masa kecil, apalagi saat masih ABG (Anak Baru Gede…bukan angkatan babe gue) selalu menyenangkan. Sekolah kami yang letaknya di tengah kota, sering kebanjiran. Karena persis di sebelah Kantor Karesidenan, banyak peristiwa yang kami lalui, walau dari kacamata anak-anak saat itu ……. banyak hal yang tak saya mengerti mengapa terjadi seperti itu. Dan diakhir tahun SMP inilah terjadi pergolakan politik di negara kita ini, dan kami menjadi saksi hal-hal yang mengerikan, yaitu adanya mayat-mayat yang dibuat rakit dan dialirkan melalui sungai yang mengaliri kota kami, dan letaknya dekat sekolah. Kebetulan temanku yang gigih itu tak patah semangat, setelah membujuk dan merayu, akhirnya kami bisa mengadakan reuni kecil di daerah Cibubur, di rumah anak salah satu teman kami.
Hanya sepuluh orang yang terkumpul, 8 (delapan) perempuan dan dua laki-laki. Dan …… ternyata sebagian besar kami ini bekerja di Jakarta ….. waduhh benar-benar Jakarta kota yang luas, sekian tahun tak pernah bersimpang jalan. Ada beberapa teman yang saling terhubung, karena pekerjaan nya sering membuat kami bersimpang jalan. Tentu saja, wajah-wajah sudah jauh berubah, yang dulu kecil dan kurus, sekarang sudah melembung semua, menandakan kemakmuran (untuk berpikir positif, tidak mengatakan gendut).
Kami mengobrol bersama, ketawa-ketawa, mengenang betapa dulu diantara pelajaran sekolah, kami sering menari bersama, dan bersama-sama menginap di Pandaan untuk menarikan tari kolosal di Chandra Wilwatikta, serta kegiatan lainnya. Kami makan pecel, mencoba lempeng gapit (makan pecel yang diapit oleh kerupuk beras) seperti jajanan saat kami masih kecil, makan lento (dari tempe bosok, diberi bumbu dan digoreng)……kami seharian mengobrol, menikmati suasana santai, rasanya tak ingin pulang.
Kami harus mengantar Poppy (satu-satu nya teman yang tinggal di Bandung, tapi tak mau ketinggalan reuni ini) ke Cipaganti Travel agar dia malam itu juga bisa sampai rumah di Bandung. Sungguh menyenangkan ketemuan dengan teman masa kecil…..entah apakah kami sempat ketemu lagi, karena masing-masing juga mempunyai kesibukan.
